BERTUMBUH DALAM KRISTUS
A.
Makna
Bertumbuh Didalam Kristus
Bertumbuh
dalam hubungan dengan Yesus bermakna mengenali Dia lebih mendalam lagi, lebih
mengasihi dan mentaati Dia. "Inilah kehidupan kekal: iaitu supaya orang
mengenali Engkau, satu-satunya Allah yang benar, dan Yesus Kristus yang telah
Engkau utuskan." (Yohanes 17:3). "Yesus menjawab, 'Hendaklah
engkau mengasihi Allah Tuhanmu dengan segenap hatimu, dan dengan segenap
jiwamu, dan dengan segenap fikiranmu.' Inilah perintah yang terutama dan yang
terpenting!" (Matius 22:37,38). Apabila kasih terhadap Tuhan
bertumbuh, kita akan mentaati perintah-perintah-Nya. (Yesus berkata)
"Barangsiapa menerima dan menurut perintah-perintah-Ku, orang itulah yang
mengasihi Aku. Bapa-Ku akan mengasihi orang yang mengasihi Aku, dan Aku pun
akan mengasihinya dan menyatakan diri-Ku kepada-Nya." (Yohanes 14:21).
Sebagaimana
seorang kanak sewajarnya bertumbuh dalam hubungannya dengan ibu-bapa, begitu
juga anda sewajarnya bertumbuh dalam hubungan anda dengan Tuhan.
B.
Bertumbuh
dalam hubungan dengan Yesus
Komunikasi adalah penting agar
dapat bertumbuh dalam hubungan dengan Yesus. Terdapat empat aspek komunikasi
yang akan membantu anda mengembangkan hubungan anda dengan Yesus.
1. Tuhan berkomunikasi dengan kita
melalui Alkitab, memperlihatkan sifat-Nya dan kehendak-Nya. "Seluruh
Alkitab itu diilhami Allah dan berguna untuk mengajar apa yang benar, menegur
apa yang salah, membetulkan apa yang keliru, dan memberi petunjuk untuk
kehidupan yang menurut kehendak Allah, supaya orang yang melayani Allah boleh
dipilih dan dilengkapi untuk segala macam pekerjaan yang baik." (2
Timotius 3:16,17).Yang manakah daripada manfaat-manfaat pembacaan Alkitab ini
adalah sangat membantu anda sekarang?
2.
Kita berkomunikasi dengan Tuhan
melalui doa -- mengonsongkan fikiran, keperluan dan keinginan kita melakukan
kehendak-Nya. "Janganlah khuatir tentang apa pun, tetapi di dalam segala
doamu, mintalah kepada Allah untuk apa yang kamu perlu, dan selalu mintalah
dengan hati yang bersyukur. Kesejahteraan Allah yang jauh lebih daripada
pengertian manusia akan memeliharakan hati dan fikiran kamu kerana persekutuan
kamu dengan Kristus Yesus."(Filipi 4:6,7)."Kita berani di hadapan
Allah sebab kita pasti Dia mendengarkan kita apabila kita memohon kepada-Nya
untuk apa sahaja asalkan menurut kehendak-Nya. Dia mendengarkan kita manakala
kita bermohon kepada-Nya. Oleh sebab kita tahu bahawa ini benar, kita tahu juga
bahawa Dia memberikan kita apa yang kita minta daripada-Nya." (1 Yohanes 5:14,15).Ayat-ayat
ini memberitahu kita bahawa kita boleh mendoakan apa hal juga. Apabila kita
berdoa menurut kehendak Allah, Dia mendengar dan akan menjawab doa kita.
Mengucap syukur kepada Allah adalah juga sebahagian daripada berdoa.
"Bersyukurlah dalam segala keadaan. Inilah yang Allah hendak kamu lakukan dalam kehidupan kamu sebagai orang yang bersekutu dengan Kristus Yesus." (1 Tesalonika 5:18)
"Bersyukurlah sentiasa bagi segala-galanya kepada Allah Bapa dengan nama Yesus Kristus Tuhan kita." (Efesus 5:20).Mengucap syukur kepada Allah menyatakan bahawa kita mempercayai Dia.
"Bersyukurlah dalam segala keadaan. Inilah yang Allah hendak kamu lakukan dalam kehidupan kamu sebagai orang yang bersekutu dengan Kristus Yesus." (1 Tesalonika 5:18)
"Bersyukurlah sentiasa bagi segala-galanya kepada Allah Bapa dengan nama Yesus Kristus Tuhan kita." (Efesus 5:20).Mengucap syukur kepada Allah menyatakan bahawa kita mempercayai Dia.
3.
Kita berkomunikasi dengan orang
Kristian melalui persekutuan -- mendorong dan
membimbing satu sama lain. "Biarlah kita perhatikan keperluan satu sama
lain, dan menolong satu sama lain menunjukkan kasih serta berbaik-baik.
Janganlah kita berhentikan kebiasaan kita berkumpul bersama-sama, sebagaimana
dengan sebahagian saudara-saudara itu. Sebaliknya biarlah kita lebih lagi
menggalakkan satu sama lain, sebab kita tahu bahawa Hari Tuhan, hari bila Dia
akan datang lagi itu, telah dekat." (Ibrani 10:24,25). Bersekutu dengan
orang Kristian lain adalah penting untuk saling mendorong supaya mengasihi dan
berbuat baik. Perkataan Yunani untuk persekutuan, "koinoia", bermakna
"berkongsi". Kita perlu mengongsikan pengalaman Kristian kita kepada
orang lain yang mengasihi Allah, dan juga membiarkan mereka berkongsi dengan
kita. Allah telah menubuhkan gereja sebagai tempat untuk kita bertemu dengan
orang Kristian lain untuk mempelajari tentang Allah. Pengajian Alkitab dan
pertemuan lain juga sangat membantu.
4. Kita
berkomunikasi dengan orang lain yang tidak mengenal
Tuhan secara peribadi dengan bersaksi -- berkongsi tentang hubungan kita dengan
Yesus. "Keselamatan datang daripada-Nya sahaja, sebab tiada lagi di
seluruh dunia ini nama yang dikurniakan Allah kepada manusia, yang dengannya
kita diselamatkan." (Kisah Rasul 4:12). Apakah yang mendorong anda untuk
bersaksi kepada orang lain tentang Yesus?
Siapakah yang anda ingin beritahu tentang apa yang Yesus telah melakukan
dalam hidup anda? Cadangan-cadangan untuk Pertumbuhan Selanjutnya. Tetapkan
masa dan tempat untuk saat teduh harian (membaca Alkitab dan berdoa). Mulailah
dengan membaca Injil Yohanes. Berdoa dan meminta Allah memperlihatkan Diri-Nya
kepada anda dan bagaimana anda boleh memberi respons kepada-Nya.
Mengkaji petikan-petikan lain, seperti apa yang diberikan dalam pelajaran ini dan Mazmur 1, 34, 103 and 145; Matius 7:7-11; Lukas 9:23-26; Yohanes 15:1-7; 1 Korintus 12:12-27; 2 Korintus 5:17-21; dan Kolose 1:9-12. Ini merupakan permulaan kehidupan Kristian anda. Ada lebih banyak lagi untuk dipelajari yang tidak terkandung dalam keempat-empat pelajaran ini. Ambillah inisiatif hari ini juga untuk mencari sebuah gereja berdekatan.
Mengkaji petikan-petikan lain, seperti apa yang diberikan dalam pelajaran ini dan Mazmur 1, 34, 103 and 145; Matius 7:7-11; Lukas 9:23-26; Yohanes 15:1-7; 1 Korintus 12:12-27; 2 Korintus 5:17-21; dan Kolose 1:9-12. Ini merupakan permulaan kehidupan Kristian anda. Ada lebih banyak lagi untuk dipelajari yang tidak terkandung dalam keempat-empat pelajaran ini. Ambillah inisiatif hari ini juga untuk mencari sebuah gereja berdekatan.
C.
bertumbuh dalam pengenalan akan Allah
Ada banyak pengajaran Tuhan Yesus baik melalui perumpamaan
ataupun pengajaran secara langsung yang menggambarkan bahwa Tuhan memiliki
tujuan yang jelas bagi setiap umatNya yaitu agar umatnya bertumbuh dan
menghasilkan buah. Misalnya dalam perumpamaan Pokok anggur yang benar dalam
Yohanes 15, Hal pengajaran sesat, Matius 7:15-23, Perumpamaan tentang pohon ara
yang tidak berbuah Lukas 13:6-9. Dalam Yohanes 15:8 dikatakan “…Bapaku
dipermuliakan , yaitu jika kamu berbuah banyak dan dengan demikian kamu
adalah murid-muridKu. Arti firman Tuhan ini adalah jika kehidupan seseorang
menghasilkan buah kehidupan yang banyak, maka ada dua hal yang terjadi pertama
Bapa disurga dipermuliakan dan kedua sebagai bukti bahwa dia adalah
murid Kristus.
Ada tiga fase dalam menuju kesempurnaan dalam pengenalan
akan Allah, bukan hanya saja kita bertumbuh dalam Dia, melainkan sebelum kita
mengalami pertumbuhan terlebih dahulu kita melalui proses penanaman, dari
penanaman kita menuju kepada bertumbuhan, dan melalui pertumbuhan kita dapat
menghasilkan buah.
1.
Kristus Diam di dalam Hati ( PENANAMAN )
Perubahan
hati yang membuat kita menjadi anak-anak Tuhan dikatakan di dalam Alkitab
sebagai kelahiran baru. Tambahan pula, itu dibandingkan dengan pertumbuhan
benih yang baik yang ditaburkan oleh petani. Demikianlah orang-orang yang
bertobat kepada Kristus, disebut “seperti bayi yang baru lahir” “bertumbuh”
menjadi lelaki maupun perempuan di dalam Yesus Kristus, (1 Petrus 2:2; Efesus
4:15). Atau seperti benih yang baik yang ditaburkan di ladang, mereka itu harus
bertumbuh lalu mengeluarkan buahnya. Nabi Yesaya mengatakan bahwa orang akan
“menyebutkan mereka ‘pohon terbantin kebenaran’ tanaman Tuhan untuk
memperlihatkan keagungan-Nya” (Yesaya 61:3). Dari tumbuh-tumbuhan itulah diambil
perumpamaan untuk membantu kita memahami lebih baik rahasia-rahasia kebenaran
kehidupan rohani.
Semua akal
budi dan kemampuan manusia tidak dapat mengadakan kehidupan di dalam benda yang
terkecil sekalipun di dalam alam. Hanyalah melalui hidup yang telah diberikan
Tuhan sendiri, baik tanaman dan binatang dapat hidup. Maka melalui kehidupan
yang datang dari Tuhan itu sajalah kehidupan rohani dapat berada di dalam hati
manusia. Kecuali manusia itu “dilahirkan kembali,” dia tidak dapat menjadi
seorang pewaris kehidupan yang mana Kristus datang untuk memberikannya.
(Yohanes 3:3)
Sebagaimana
halnya dengan hidup itu sendiri, demikianlah juga dengan pertumbuhan. Tuhanlah
yang membuat kuncup bunga mekar dan bunga itu berbuah. Dengan kuasa-Nyalah
benih itu bertumbuh, “mengeluarkan buah, mula-mula tangkainya, lalu bulirnya,
kemudian butir-butir yang penuh isinya dalam bulir itu.” (Markus 4:28). Dan
nabi Hosea berkata mengenai Israel, bahwa Ia akan berbunga seperti bunga
bakung.” (Hosea 14:6). “Ranting-rantingnya akan merambak, semaraknya akan
seperti pohon zaitun dan berbau harum seperti yang di Libanon.” (ayat 7). Dan
Yesus pun menyuruh kita supaya memperhatikan “bunga bakung, yang tidak memintal
dan tidak menenun,” (Lukas 12:27). Tumbuh-tumbuhan dan bunga-bungaan bertumbuh
bukanlah karena kekhawatiran atau usaha mereka sendiri, tetapi hanyalah dengan
menerima yang disediakan Tuhan untuk melayani hidupnya. Anak kecil pun bukan
dengan kuasanya sendiri, tubuhnya bertambah besar. Demikian juga engkau, bukan
dengan kuasamu sendiri, atau dengan kekhawatiranmu, atau usahamu sendiri
untuk mendapat pertumbuhan rohani. Tanaman, anak-anak, bertumbuh dengan
menerima dari sekitarnya hal-hal yang melayani kehidupannya--udara, matahari,
dan makanan. Sebagaimana segala pemberian alam ini kepada hewan dan tanaman,
demikian jugalah Kristus kepada orang-orang yang berharap pada-Nya. Dia
“penerang abadi” bagi mereka, “matahari dan perisai.” (Yesaya 60:19; Mazmur
84:12). Bahwa Dia akan menjadi, “seperti embun bagi Israel.”(Hosea 14:6),
“Kiranya ia seperti hujan yang turun ke atas padang rumput, seperti deras hujan
yang menggenangi bumi.” (Mazmur 72:6). Dialah air hidup, “roti yang turun dari
surga dan yang memberi hidup kepada dunia” (Yohanes 6:33).
Di dalam
anugerah Anak-Nya yang tiada taranya itu, Tuhan telah melingkari seluruh dunia
ini dengan satu suasana anugerah sama seperti udara yang berputar di seluruh
dunia ini. Semua orang yang memilih menghirup udara yang memberikan kehidupan
ini akan hidup bertumbuh di dalam Kristus, baik lelaki maupun perempuan.
Sebagaimana
bunga menghadap matahari, sehingga sinarnya membantu menyempurnakan keindahan
dan keseimbangannya, demikian pula seharusnya kita berpaling kepada matahari
kebenaran itu, sehingga sinar yang turun dari surga menerangi kita, dan tabiat
kita dapat diperkembangkannya menjadi serupa dengan Kristus.
Yesus
mengajarkan perkara yang sama ketika Dia berkata “tinggallah di dalam Aku dan
Aku di dalam kamu. Sama seperti ranting tidak dapat berbuah dari dirinya
sendiri, kalau ia tidak tinggal pada pokok anggur, demikian juga kamu tidak
berbuah, jikalau kamu tidak tinggal di dalam Aku... sebab di luar Aku kamu
tidak dapat berbuat apa-apa” (Yohanes 15:4,5). Demikian juga engkau wajib
bergantung kepada Kristus supaya dapat menghidupkan satu kehidupan yang suci,
sama seperti cabang bergantung atas batangnya supaya dapat bertumbuh dan
berbuah. Kalau terpisah daripada-Nya maka engkau tidak dapat hidup. Engkau
tidak mempunyai kuasa menahan penggodaan atau bertumbuh di dalam anugerah dan
kesucian. Dengan tinggal di dalam Dia engkau dapat tumbuh dengan subur. Dengan
menerima hidup dari Dia saja, maka engkau tidak akan layu atau tidak berbuah.
Engkau akan bagaikan sebatang pohon yang ditanam di tepi sungai.
Banyak orang
yang beranggapan bahwa mereka harus mengerjakan sendiri sebagian pekerjaan itu.
Mereka telah mengharapkan keampunan dosa di dalam Kristus, tetapi sekarang
mereka berusaha sendiri mendapatkan kehidupan yang benar. Tetapi usaha-usaha
yang demikian pasti gagal. Kata Yesus, “di luar Aku kamu tidak dapat berbuat
apa-apa.” Pertumbuhan kita di dalam anugerah, kegembiraan kita, kegunaan
kita--semuanya tergantung atas hubungan kita dengan Kristus. Oleh berhubungan
dengan Dia dari hari ke hari, setiap jam--dengan tinggal di dalam-Nya--kita bertumbuh
dalam anugerah. Dia bukan saja awal tetapi juga kesudahan iman kita. Kristuslah
yang pertama dan yang terakhir dan yang selalu ada. Dia haruslah bersama-sama
dengan kita, bukan hanya pada permulaan dan akhir perjalanan kita, tetapi pada
setiap langkah jalan kita. Daud berkata, “Aku senantiasa memandang kepada
Tuhan; karena Ia berdiri di sebelah kananku, aku tidak goyah” (Mazmur 16:8).
Apakah engkau
bertanya: “Bagaimanakah saya tinggal dalam Kristus?-- Dalam cara yang sama
sebagaimana engkau menerima Dia pada mulanya. “Karena kita telah menerima
Kristus Yesus Tuhan kita, karena itu hendaklah hidupmu tetap di dalam Dia.”
“Tetapi orang-Ku yang benar akan hidup oleh iman,” (Kolose 2:6; Ibrani 10:38).
Engkau serahkan jiwamu kepada Tuhan, untuk menjadi milik-Nya, melayani dan
menurut Dia, lalu mengambil Kristus sebagai Juruselamatmu. Dengan dirimu
sendiri engkau tidak dapat mengadakan grafirat atas dosa-dosamu atau mengubah
hatimu; akan tetapi sesudah engkau menyerahkan dirimu sendiri kepada Tuhan,
engkau percaya bahwa Dia sudah melakukan segala perkara ini bagimu karena
Kristus.
Melalui iman
engkau menjadi milik Kristus, dan melalui iman engkau bertumbuh di dalam Dia
--dengan memberi dan menerima. Engkau harus memberikan semuanya--hatimu,
kemauanmu, baktimu --serahkanlah dirimu kepada-Nya untuk menurut semua
peraturan-peraturan-Nya; maka engkau harus mengambil semuanya--Kristus,
berkat-berkat yang penuh, supaya tinggal di dalam hatimu, menjadi kekuatanmu,
kebenaranmu, pembantumu yang abadi—supaya memberi padamu kuasa untuk menurut.
Serahkan
dirimu kepada Tuhan pada pagi hari, jadikanlah ini tugasmu yang pertama.
Biarlah doamu seperti berikut: “Ambillah aku, ya Allah, jadi milik-Mu
sepenuhnya. Kubentangkan semua rencana-rencanaku di kaki-Mu. Gunakanlah aku
hari ini berbakti pada-Mu. Gunakanlah aku hari ini berbakti pada-Mu. Tinggallah
di dalam aku dan biarlah semua pekerjaanku di kerjakan di dalam Engkau.” Ini
adalah masalah sehari-hari. Setiap pagi serahkan dirimu kepada Tuhan buat pagi
hari itu. Serahkanlah segala rencanamu pada-Nya. Dengan demikianlah hari demi
hari engkau dapat menyerahkan hidupmu ke dalam tangan Tuhan, sehingga hidupmu
dibentuk hari demi hari seperti kehidupan Kristus.
Satu
kehidupan di dalam Kristus ialah kehidupan yang penuh kedamaian. Mungkin tiada
kegembiraan yang meluap-luap, namun pasti ada satu keyakinan yang teguh penuh
damai. Pengharapanmu bukanlah di dalam dirimu sendiri, melainkan di dalam
Kristus. Kelemahanmu dipadukan dengan kekuatan-Nya yang perkasa itu. Oleh
karena itu janganlah engkau bersandar pada dirimu sendiri, atau membiarkan hati
memikir-mikirkan diri saja, melainkan pandanglah kepada Kristus. Biarlah
pikiran tinggal di dalam kasih-Nya, atas keindahan, kesempurnaan tabiat-Nya.
Kristus di dalam kehinaan-Nya, Kristus di dalam kekudusannya dan kesucian-Nya,
Kristus di dalam kasih-Nya yang tiada taranya--inilah perkara-perkara yang
patut direnung-renungkan setiap jiwa. Dengan mengasihi Dia, meniru Dia,
bergantung sepenuhnya kepada-Nya, engkau dapat diubahkan menjadi serupa dengan
Dia.
Yesus
berkata: “Tinggallah di dalam Aku.” Perkataan ini membawa pikiran kita kepada
soal perhentian, stabilitas dan keyakinan. Sekali lagi Dia mengundang kita:
“Marilah kepada-Ku, semua yang lebih lesu dan berbeban berat, Aku akan memberi
kelegaan kepadamu” (Matius 11:28). Perkataan penulis Mazmur juga menyatakan
pikiran yang sama: “Berdiam dirilah di hadapan Tuhan dan nantikanlah
Dia,”(Mazmur 37:7). Lalu nabi Yesaya juga memberikan jaminan “Dengan bertobat
dan tinggal diam kamu akan diselamatkan, dalam tinggal tenang dan percaya
terletak kekuatanmu” (Yesaya 30:15). Perhentian ini tidak didapat tanpa usaha
karena di dalam undangan Juruselamat janji perhentian dipadukan dengan
panggilan untuk bekerja: “Pikullah kuk yang Kupasang dan belajarlah pada-Ku,
karena Aku lemah lembut dan rendah hati dan jiwamu akan mendapat ketenangan”
(Matius 11:29). Hati yang sepenuhnya berada pada Kristus akan menjadi pekerja
yang paling tekun dan giat bagi Dia.
Apabila hati
hanya memikir-mikirkan diri saja, berarti hati itu berpaling dari Kristus,
sumber kekuatan dan hidup. Itulah sebabnya Setan selalu berusaha menarik
perhatian menjauh dari Juruselamat dan mencegah hubungan jiwa dengan Kristus.
Kepelesiran dunia ini, keluh kesah kehidupan, kebimbangan dan duka,
kesalahan-kesalahan orang lain atau kesalahan-kesalahanmu sendiri serta
ketidaksempurnaanmu--kepada salah satu atau semua ini Setan akan berusaha
menarik perhatianmu. Janganlah disesatkan tipu dayanya. Banyak orang yang
sungguh-sungguh tulus, dan ingin hidup bagi Tuhan, dia sering menuntun untuk
memikir-mikirkan kesalahan-kesalahan dan kelemahan-kelemahan mereka sendiri,
dan dengan demikian oleh menceraikan mereka dari Kristus, Setan berharap
memperoleh kemenangan. Janganlah kita menjadikan diri kita sebagai pusat
segalanya dan selalu cemas apakah kita akan selamat atau tidak. Semuanya ini
akan memalingkan jiwa dari Sumber kekuatan kita itu. Serahkanlah penjagaan
jiwamu kepada Tuhan, dan berharaplah di dalam Dia. Berbicara dan berpikirlah
mengenai Yesus. Biarlah dirimu lebur di dalam Dia. Buangkanlah segala
kebimbangan; enyahkanlah segala khawatirmu. Katakanlah seperti yang dikatakan
oleh Rasul Paulus: “namun aku hidup, tetapi bukan lagi aku sendiri yang hidup,
melainkan Kristus yang hidup di dalam aku. Dan hidupku yang kuhidupi sekarang
di dalam daging, adalah hidup oleh iman dalam anak Tuhan yang telah mengasihi
aku” (Galatia 2:20). Tinggallah dalam Tuhan. Dia sanggup menjaga apa yang Anda
serahkan kepada-Nya. Jika Anda mau menyerahkan dirimu sendiri ke dalam
tangan-Nya, maka Dia akan menjadikan engkau lebih daripada pemenang di dalam
Dia yang telah mengasihi engkau.
Ketika
Kristus mengenakan keadaan manusia atas diri-Nya, dia mengikat kemanusiaan
kepada diri-Nya sendiri melalui satu ikatan kasih yang tidak akan pernah dapat
diputuskan oleh kuasa apa pun kecuali pilihan manusia itu sendiri. Setan
selalu menimbulkan pikiran-pikiran yang akan membujuk kita memutuskan ikatan
ini supaya memilih memisahkan diri kita dari Kristus. Di sinilah kita perlu
waspada, berusaha dan berdoa, supaya jangan ada sesuatu yang dapat membujuk
kita memilih tuan yang lain; karena kita senantiasa bebas melakukannya. Tetapi
marilah kita menetapkan pandangan kita kepada Kristus dan Dia akan memelihara
kita. Dengan memandang kepada Kristus kita selamat. Tidak ada sesuatu yang
dapat merampas kita dari tangan-Nya. Dengan senantiasa memandang Dia, kita
“diubah menjadi serupa dengan gambar-Nya, dalam kemuliaan yang semakin besar”(
2 Korntus 3:18).
Demikianlah
murid-murid Yesus yang mula-mula itu mendapat wajah seperti Kristus yang
dikasihi. Manakala murid-murid itu mendengar kata-kata Yesus, mereka merasakan
kebutuhan mereka akan Dia. Mereka berusaha mencari, dan mendapat, lalu mereka
mengikuti Dia. Mereka bersama-sama dengan Dia sebagai murid dengan seorang
guru, setiap hari menerima pelajaran-pelajaran kebenaran yang suci
daripada-Nya. Mereka menatap pada-Nya, sebagai hamba kepada tuannya,
mempelajari tanggung jawab mereka. Murid-murid itu pun adalah manusia yang
“biasa seperti kita.” (Yakobus 5:17). Mereka memerlukan anugerah yang serupa
supaya dapat menghidupkan satu kehidupan yang suci.
Bahkan
Yohanes sendiri pun, murid yang disayangi itu, salah satu yang paling banyak
persamaannya dengan Juruselamat, bukanlah secara alam memperoleh keindahan
tabiat itu. Dia bukan saja membesarkan diri serta menginginkan kehormatan,
tetapi juga seorang yang mudah tersinggung dan gampang marah walau oleh
kesalahan yang terkecil sekalipun. Tetapi karena tabiat Kristus dinyatakan
padanya, maka dia melihat kekurangannya, dan pengetahuannya lalu merendahkan
dirinya. Kekuatan dan kesabaran, kuasa dan kelemahlembutan, keagungan dan
kelembutan, yang tampak di alam kehidupan Anak Tuhan sehari-hari, telah mengisi
jiwanya dengan pujaan dan kasih. Sehari demi sehari hatinya ditarik kepada
Kristus, sampai akhirnya pandangannya terhadap dirinya luluh karena kasih-Nya
kepada Tuhannya. Tabiatnya yang cepat naik darah, keinginan akan kemuliaan diri
sendiri, telah diserahkan kepada kuasa pembentukan yang datang dari Kristus.
Pengaruh Roh Kudus telah membarui hatinya. Kuasa kasih Kristus mengadakan
perubahan tabiatnya. Inilah hasil yang pasti di dalam persatuan dengan Kristus.
Jika Kristus tinggal di dalam hati, maka semua tabiat akan diubahkan. Roh
Kristus, kasih-Nya, melembutkan pikiran-pikiran dan keinginan terhadap Tuhan
dan surga.
Ketika
Kristus naik ke surga, hadirat-Nya masih terasa juga di antara
pengikut-pengikut-Nya, yakni hadirat pribadi, yang penuh kasih dan terang.
Yesus Juruselamat, yang telah berjalan dan berbicara serta berdoa bersama
mereka, yang telah mengucapkan kata penghiburan dan pengharapan ke dalam hati
mereka, ketika kabar damai masih diucapkan bibir-Nya, Dia terangkat ke surga,
sementara malaikat-malaikat menyambut Dia, suara-Nya kedengaran kembali kepada
mereka--“Dan ketahuilah, Aku menyertai kamu senantiasa sampai kepada akhir
zaman” (Matius 28:20). Dia telah naik ke surga dalam keadaan manusia. Mereka
tahu bahwa Dia telah berada di hadapan hadirat Tuhan menghadapkan tebusan
darah-Nya sendiri yang amat berharga itu, memperlihatkan luka di tangan dan
kaki-Nya, sebagai kenangan nilai tebusan yang telah ditunaikan-Nya untuk umat
tebusan-Nya. Mereka tahu bahwa Dia telah naik ke surga untuk menjadikan tempat
kediaman bagi mereka, dan Dia akan datang kembali lalu menjemput mereka bagi
diri-Nya sendiri.
Pada waktu
mereka berkumpul bersama-sama setelah kenaikan itu, mereka ingin
mempersembahkan permohonan-permohonan mereka kepada Tuhan Bapa di dalam Nama
Yesus. Di dalam getaran yang kudus mereka tunduk dalam doa, mengulangi jaminan
yang telah diberikan itu, “Sesungguhnya segala sesuatu yang kamu minta kepada
Bapa, akan diberikan-Nya kepadamu dalam nama-Ku. Sampai sekarang kamu belum
meminta sesuatupun dalam nama-Ku. Mintalah maka kamu akan menerima, supaya
penuhlah sukacitamu” (Yohanes 16:23,24). Semakin lama semakin tinggi mereka
mengangkat tangan iman dengan alasan yang kuat, “Kristus Yesus, yang telah
mati? Bahkan lebih lagi: yang telah bangkit, yang duduk di sebelah kanan Tuhan,
yang malah menjadi Pembela bagi kita?”(Roma 8:34). Dan hari Pentakosta telah
membawa hadirat Penghibur itu ke hadapan mereka, dari hal mana Kristus telah
mengatakan, Dia “akan diam di dalam kamu.” Dan Dia kemudian berkata: “Adalah
lebih berguna bagi kamu, jika Aku pergi. Sebab jikalau Aku tidak pergi,
Penghibur itu tidak akan datang kepadamu, tetapi jikalau Aku pergi, Aku akan
mengutus Dia kepadamu” (Yohanes 14:17; 16:7). Mulai saat itulah melalui
Roh, Kristus harus tinggal senantiasa di dalam masing-masing hati
anak-anak-Nya. Persatuan mereka dengan Dia adalah lebih erat daripada ketika
Dia secara jasmani bersama-sama mereka. Terang dan kasih serta kuasa Kristus
yang berdiam di dalam mereka bersinar melalui mereka, sehingga semua orang yang
melihatnya, “heranlah mereka; dan mereka mengenal keduanya sebagai pengikut
Yesus” (Kisah 4:13).
Sebagaimana
dulu Kristus kepada murid-murid-Nya, demikian juga diinginkan-Nya terjadi
kepada anak-anak-Nya pada zaman sekarang ini; karena pada doa yang terakhir
bersama murid-murid-Nya yang sedikit berkumpul mengelilingi Dia, Dia berkata:
“Dan bukan untuk mereka ini saja Aku berdoa, tetapi juga untuk orang-orang yang
percaya kepada-Ku oleh pemberitaan mereka” (Yohanes 17:20).
Yesus berdoa
bagi kita, dan memohon supaya kita bersatu dengan Dia, sebagaimana Dia satu
dengan Bapa itu. Betapa ini satu persekutuan! Juruselamat telah pernah
mengatakan dari hal Diri-Nya sendiri seperti berikut: “Anak tidak dapat
mengerjakan sesuatu dari diri-Nya sendiri,” Bapa, yang diam di dalam Aku ,
Dialah yang melakukan pekerjaan-Nya” (Yohanes 5:19, 14;10). Maka jika Kristus
tinggal di dalam hati kita, Dia akan bekerja di dalam kita “baik kemauan maupun
pekerjaan menurut kerelaan-Nya” (Filipi 2:13). Kita akan bekerja sama seperti
Dia bekerja; kita akan menyatakan roh yang sama pula. Oleh karena itu,
mengasihi Dia serta tinggal di dalam-Nya, kita akan “bertumbuh di dalam segala
hal ke arah Dia, Kristus yang adalah kepala” (Efesus 4:15).
2.
Berakar dan
berdasar di dalam Kasih Kristus ( PERTUMBUHAN
)
Setiap manusia yang percaya kepada Tuhan tidak bisa terlepas
dari proses menuju kedewasaaan dalam iman. Ketika seseorang mengaku/menerima
Yesus Kristus sebagai Juruselamat maka mulai saat itu ia harus menjalani
proses pembentukan sebagai murid Tuhan. “Hendaklah kamu berakar di dalam Dia
dan dibangun di atas Dia, hendaklah kamu bertambah teguh dalam iman yang telah
diajarkan kepadamu, dan hendaklahhatimu melimpah dengan syukur. Mengungkapkan
4 hal yang harus ada dalam kehidupan setiap orang yang telah menerima Kristus.
- “Berakar didalam Dia ..” ketika
kita berbicara mengenai akar kita pasti mengingat tanaman/tumbuhan, akar
merupakan bagian dari tumbuhan yang memungkinkan dia untuk dapat bertahan hidup,
suatu tanaman tidak akan dapat hidup tanpa akar karena melalui akarlah
tanaman memperoleh zat-zat dan mineral dari tempat dia tumbuh/berakar yang
dia butuhkan untuk bertumbuh (hidup), ini juga berarti tanaman dapat
bertumbuh dengan baik jika ia tumbuh pada media yang baik jika
tanaman tersebut tumbuh pada media yang jelek (kurang zat mineral) maka
tanaman tersebut akan mati demikian halnya dengan orang percaya jika ingin
bertumbuh/hidup dengan kualitas yang baik maka manusia harus berakar di
dalam Kristus, karena hanya Kristuslah sumber kehidupan kita jadi jika
orang percaya tidak berakar di dalam Kristus maka ia tidak akan dapat
bertumbuh dan akhirnya mati, ingat perumpamaan mengenai “petani yang
menabur” (Matius 13) yang tidak berakar pada akhirnya akan mati.
- “dibangun di atas Dia”
berbicara membangun itu berarti kita tidak bisa lepas dari pondasi, sebuah
bangunan tidak akan dapat berdiri tanpa pondasi, kekokohan bangunan
bergantung pada pondasi, karena dari itu sangat perlu diperhatikan lokasi
bangunan dan pondasinya. Matius (7:24-27) “Setiap orang yang mendengar
perkataan-Ku ini dan melakukannya, ia sama dengan orang yang bijaksana,
yang mendirikan rumahnya di atas batu.Kemudian turunlah hujan dan
datanglah banjir, lalu angin melanda rumah itu, tetapi rumah itu tidak
rubuh sebab didirikan di atas batu.Tetapi setiap orang yang mendengar
perkataan-Ku ini dan tidak melakukannya, ia sama dengan orang yang bodoh,
yang mendirikan rumahnya di atas pasir. Kemudian turunlah hujan dan
datanglah banjir, lalu angin melanda rumah itu, sehingga rubuhlah rumah
itu dan hebatlah kerusakannya.” Pada bagian ini terlihat bagaimana
orang yang mendengarkan perkataan Tuhan dan melakukannya dibandingkan
dengan dengan orang yang tidak mau melakukan firman Tuhan, dikatakan pelaku
firman Tuhan ibarat membangun rumah diatas batu dan tidak melakukan firman
Tuhan ibarat membangun rumah di atas pasir, disini jelas perbandingan
kondisi pondasi menentukan kualitas karena itu seharusnya setiap orang
percaya mau dibangun diatas Kristus dengan menjadi pelaku-pelaku firman
Tuhan.
- “bertambah teguh dalam iman
yang telah diajarkan kepadamu” selanjutnya paulus katakan setiap orang
percaya yang menerima Kristus ketika ia berakar dan dibangun di atas
Kristus hendaknya imannya bertambah teguh melalui proses pembentukan yang
Tuhan lakukan dalam hidupnya, karena dengan akar yang kuat di dalam
Kristus dan dengan menjadikan Kristus dasar kehidupan kita maka iman kita
akan semakin teguh.
- “hatimu melimpah dengan syukur”
akhirnya ketika kita sungguh-sungguh telah mengalami pertumbuhan dan
pembangunan di dalam Kristus yang akhirnya memberi kita hidup yang
sesungguhnya dan yang membuat hidup kita lebih hidup membangkitkan serta
mendorong ungkapan syukur muncul dari hati kita. Ungkapan syukur inilah
yang memotivasi setiap orang percaya untuk sungguh-sungguh mau
memuliakan Tuhan di dalam segenap kehidupannya dan memberikan hidupnya
sebagai persembahan yang berkenan kepada Tuhan
Apakah hal
yang paling penting di dunia bagi setiap orang Kristen? Hal yang paling penting
bagi orang Kristen selama berada di dalam dunia ialah bertumbuh dalam pengenalan akan Allah.
Pengenalan
akan Allah adalah pusat dari keselamatan kita dan dari semua pengalaman
kerohanian kita yang benar. Kita diciptakan untuk mengenal Allah. Dalam
Alkitab, pengenalan akan Allah hampir setara dengan keselamatan itu sendiri.
Yesus sendiri berkata bahwa hidup yang kekal atau keselamatan berarti
pengenalan akan Allah, “Inilah hidup yang kekal itu, yaitu bahwa mereka
mengenal Engkau, satu-satunya Allah yang benar, dan mengenal Yesus Kristus yang
telah Engkau utus” (Yoh. 17:3). Menjadi seorang Kristen bukanlah pengalaman
yang tanpa otak, tetapi mencakup pula hikmat dan pengertian. Menjadi
seorang Kristen berarti sebuah hubungan yang begitu dekat dan intim dengan
Allah Pencipta Langit dan Bumi.
Yang melatar belakangi
perkataan Yesus di atas ialah janji yang sudah diberikan oleh Allah beberapa
abad sebelumnya. Hal ini dapat kita lihat dari Yeremia 24:7 yang berbunyi, “Aku
akan memberi mereka suatu hati untuk mengenal Aku, yaitu bahwa Akulah TUHAN.”
Dan penggenapan dari apa yang sebenarnya dimaksudkan oleh janji itu dapat kita
lihat pada bagian selanjutnya dari kitab Yeremia, “Tidak usah lagi orang
mengajar sesamanya atau mengajar saudara-saudaranya dengan mengatakan: Kenallah
TUHAN! Sebab mereka semua besar kecil, akan mengenal Aku” (Yer. 31:34). Nabi
Yesaya juga berkata kepada kita bahwa pengenalan akan Allah akan menandai
pemerintahan Sang Penebus yang dijanjikan, Yesus Kristus. “Sebab seluruh bumi
penuh dengan pengenalan akan TUHAN, seperti air laut yang menutupi dasarnya”
(Yes. 11:9). Alangkah indahnya! Ini semua meringkaskan apa yang Alkitab mau
katakan mengenai maksud kedatangan Yesus: Memungkinkan kita untuk mengenal
Allah.
Pengenalan
akan Allah merupakan pusat bagi semua pengertian yang benar dalam hidup
Kekristenan kita. Seseorang mungkin dapat menjadi Kristen dan tetap tidak
mengerti akan banyak hal di dunia ini. Tetapi adalah mustahil bagi seseorang
untuk menjadi Kristen tanpa mengetahui apa-apa tentang Allah. Pada puncaknya,
Amsal 9:10 mengatakan, “Mengenal Yang Mahakudus adalah pengertian.” Meski hari
ini kita telah berhasil membuat terobosan ilmu pengetahuan, akan tetapi
pengalaman kita akan Allah mungkin begitu sedikit hari ini. Itulah sebabnya masa
kita ini begitu diwarnai oleh kelangkaan pengertian, apresiasi, dan pengertian
yang sangat sempit akan waktu.
Alkitab
berulang kali mengajarkan bahwa pengenalan akan Allah merupakan pencegahan yang
ampuh terhadap dosa. Yesaya membagikan hal ini ketika ia meratapi bangsa Israel
dan pemberontakannya. Ia mengatakan, “Lembu mengenal pemiliknya, tetapi Israel
tidak; keledai mengenal palungan yang disediakan tuannya, tetapi umat-Ku tidak
memahaminya” (Yes. 1:3). Akar penyebab dari kemerosotan rohaniah mereka ialah
kurangnya pengenalan akan Allah.
Ketika
seseorang mengenal Allah dan bertumbuh dalam hubungan yang akrab dengan-Nya,
maka hidupnya akan ditandai dengan integritas dan ia akan dapat dipercaya. Apa
yang ada di bibirnya akan sama dengan apa yang ada di hatinya. Singkatnya,
hidupnya akan kudus. Tetapi zaman ini terlalu takut terhadap
kekudusan. Bahkan gereja pun mulai takut terhadap kekudusan. Dan hal yang sama
juga terjadi dalam kehidupan kita. Mengapa? Karena “kadar” pengenalan kita
akan-Nya begitu kurang dari yang semestinya. Bila kita sungguh mengenal Dia,
maka itu akan secara otomatis tercermin dalam kehidupan kita.
Pengenalan
akan Allah penting pula bagi pertumbuhan kita. Di bagian pembukaan suratnya
yang kedua, Rasul Petrus membicarakan hal yang sangat menentukan ini. Dia
mendesak rekan-rekannya supaya bertumbuh secara rohani dan berharap agar mereka
dilimpahi kasih karunia dan damai sejahtera “melalui pengenalan akan Allah.”
Dia berkata kepada mereka bahwa kuasa Allah telah menganugerahkan kepada kita
segala sesuatu yang kita perlukan untuk menjalani hidup ini sebagai orang
Kristen, yaitu melalui pengenalan kita akan Dia, yang telah memanggil kita oleh
kuasa-Nya yang mulia dan ajaib (2Ptr. 1:2-3). Rasul Paulus juga mengemukakan
hal yang sama ketika ia menulis surat kepada jemaat Kolose. Bertumbuh,
mempunyai kaitan khusus dengan “bertumbuh dalam pengetahuan yang benar tentang
Allah” (Kol. 1:10).
Kesalahan kita ialah kita sering
menetapkan aturan main sendiri tentang bagaimana seharusnya kehidupan Kristen
itu. Betapa beraninya kita! Padahal Allah sudah berkata bahwa jika kita mau
bertumbuh sebagai orang Kristen, maka pertama-tama kita harus bertumbuh dalam
pengenalan akan Allah.
Pengenalan
akan Allah merupakan hak istimewa kita yang terbesar. Coba dengarkan lagi apa
yang Yeremia katakan, “Beginilah firman TUHAN: ‘Janganlah orang bijaksana
bermegah karena kebijaksanaannya, janganlah orang kuat bermegah karena
kekuatannya, janganlah orang kaya bermegah karena kekayaannya, tetapi siapa
yang mau bermegah, baiklah bermegah karena yang berikut: bahwa ia memahami dan
mengenal Aku, bahwa Akulah TUHAN yang menunjukkan kasih setia, keadilan dan
kebenaran di bumi; sungguh, semuanya itu Kusukai, demikianlah firman TUHAN’”
(Yer. 9:23-24). Pernyataan ini keluar dari orang yang sama yang sebelumnya
berkata, “Sekiranya kepalaku penuh air, dan mataku jadi pancuran air mata …”
(Yer. 9:1). Yeremia bukanlah teolog atau penulis menara gading! Di sini kita
melihat seorang yang begitu berduka oleh karena pemberontakan bangsanya, yang
melihat segala sesuatu melalui mata seorang yang terasing dari segala macam
pergaulan, kecuali dalam pergaulan dengan Allah. Ia tidak berhenti di
permukaan, tetapi terus menuju pada pokok permasalahannya. Tak ada gunanya kita
memiliki segala bijaksana dunia, atau keperkasaan seorang pria, atau kekayaan,
atau ketenaran atau apa pun juga, jika semua itu tidak disertai dengan
pengenalan akan Allah. Dengan tegas Yeremia menurunkan segala hal yang oleh
kebanyakan kita “diimpikan siang-malam” itu, pada posisi yang seharusnya (pada
tempat yang benar-benar bawah). Hidup hanya benar-benar layak untuk dibanggakan
jika pusatnya adalah pengenalan akan Allah, yang mengontrol segenap aspirasi
kita. Inilah hal yang layak untuk dimegahkan.
Apakah yang
Anda dan saya bangga-banggakan? Apakah yang selalu menjadi topik pembicaraan
kita dan yang memenuhi hati dan pikiran. Pernahkah kita sadar bahwa pengenalan
akan Allah merupakan harta terpendam yang paling berharga dan merupakan hak
istimewa terbesar yang bisa kita miliki? Jika belum, maka kita begitu picik
dalam hal rohani. Kita telah menjual hak asasi kita sebagai orang Kristen demi
“semangkuk sup kacang merah,” dan pengalaman sejati yang seharusnya kita
nikmati sebagai orang Kristen akan menjadi begitu dangkal, “aneh-aneh” dan
keluar dari “rel” yang telah ditetapkan bagi kita.
Malangnya,
banyak aspek dari kehidupan Kristen kita benar-benar sudah terjangkit “rabun”
rohani yang kronis. Hal ini tempak jelas dalam kehidupan kita sehari-hari,
dalam hubungan kita dengan sesama, dalam begitu minimnya dampak yang dapat kita
berikan pada dunia, dan mungkin yang paling nyata; dalam penyembahan kita.
Inilah yang Yeremia lihat pada masa itu! Tidak heran ia begitu deras
mencucurkan air mata, tidak heran ia harus bertarung melawan depresi, karena ia
begitu terbeban dengan bangsanya. Ia tidak pernah mampu mengecam mereka tanpa
ia sendiri menjadi begitu “hancur hati.”
Seberapa
sensitifnya Anda terhadap hal ini? Mengenal Allah adalah satu-satunya hak
istimewa Anda sebagai orang Kristen dan yang akan menuntun Anda ke hal-hal
penting lainnya. Akan tetapi, apakah hal pengenalan akan Allah sudah mengambil
tempat utama di dalam hati dan pikiran Anda?
Di saat kita
melihat kembali apa yang tertulis oleh Yeremia, maka kita sulit memungkiri
bahwa kita sudah menjadi korban dari kelicikan zaman di mana kita hidup
sekarang ini. Selama beberapa tahun Gereja sudah dipenuhi dengan berbagai
“topik hangat” dan terlibat di dalam kebutuhan-kebutuhan mendesak lain
yang seharusnya tidak boleh ditempatkan sebagai prioritas utama. Berbagai
konferensi dan seminar yang diadakan serta buku-buku yang ditulis berkenaan
dengan “kebutuhan vital” itu, telah mengambil tempat utama dan mengatur agenda
gereja dan orang Kristen. Dan yang dilalaikan justru ialah perhatian
terhadap Allah sendiri. Dan di saat-saat langka bilamana kelalaian itu
tidak terjadi, kita menyikapinya seolah-olah sesuatu yang tidak pada tempatnya
sedang terjadi. Akibatnya, kita mendefinisikan ulang arti kehidupan Kristen dan
hidup yang kekal seturut dengan “isu-isu yang ada.” Kita tidak lagi mendengar
seruan Tuhan Yesus ketika Ia berkata bahwa kehidupan Kristen dan hidup yang
kekal berarti pengenalan akan Allah.
Apakah yang
terkandung di dalam “Pengenalan akan Allah”? Ungkapan ini muncul di dalam surat
Rasul Paulus kepada jemaat Kolose. Isi dari doa Paulus ini memberikan kepada
kita dasar tentang bagaimana bertumbuh dalam pengenalan akan Allah.
Sebab itu sejak waktu kami
mendengarnya, kami tiada berhenti-henti berdoa untuk kamu. Kami meminta, supaya
kamu menerima segala hikmat dan pengertian yang benar, untuk mengetahui
kehendak Tuhan dengan sempurna, sehingga hidupmu layak di hadapan-Nya serta
berkenan kepada-Nya dalam segala hal, dan kamu memberi buah dalam segala
pekerjaan yang baik dan bertumbuh dalam pengetahuan yang benar tentang Allah,
dan dikuatkan dengan segala kekuatan oleh kuasa kemuliaan-Nya untuk menanggung
segala sesuatu dengan tekun dan sabar.
Berumbuh
dalam Kristus, juga memiliki arti tinggal di dalam kristus, tingal di dalam
Firman Kristus dan berserah dalam Kristus.
Tinggal dalam Kristus
Seperti rumah yang ditempati seseorang untuk berlindung dan
untuk menyimpan segala harta benda duniawi demikianlah pula seseorang yang
tinggal dalam Kristus, ia menjadikan Kristus sebagai rumah yang melindungi dan
juga tempat untuk menyimpan harta benda Surgawi. Sekalipun seorang pengemis
pastinya memiliki tempat tinggal walaupun itu dari satu kalong jembatan ke
kolong jembatan yang lain namun itulah tempat tinggalnya, demikian juga dengan
kehidupan rohani seseorang pasti ada tempat tinggal; tinggal di dalam Kristus
atau tinggal di dalam Setan.
Untuk menjadikan Kristus sebagai rumah atau wadah, maka
harus melalui lahir baru atau melalui bertobat, orang yang bertobat seperti
orang yang baru menerima kunci rumah namun belum memiliki apapun dalam rumah,
karena lahir baru adalah awal seseorang melihat dan mengenal Kristus (Yohanes
3: 5, 7). Orang yang sungguh-sungguh lahir baru atau orang bertobat pasti
sangat merindukan tinggal dalam Kristus, seperti yang di sampaikan Daud dalam
Mazmur 23, “Tuhan adalah gembalaku, takkan kekurangan aku.” Jemaat lokal adalah
tempat dimana saudara dapat tinggal dalam Kristus, karena jemaat lokal adalah
tubuh Yesus Kristus (Efesus 1: 23). Orang yang sudah benar-benar lahir baru
atau bertobat pasti sangat rindu untuk dibaptis dan bersekutu dalam jemaat
lokal (Kisah Para Rasul 8: 36-38), kebanyakkan orang kristen belum dibaptis
menjadi anggota jemaat lokal, karena baptisan yang mereka terima sebenarnya
banyak didasarkan atas pengertian yang salah dari kerajaan Allah, kerajaan
Sorga, dan keluarga Allah.
Kerajaan Allah adalah kerajaan rohani yang hanya dapat
dilihat oleh mereka yang telah lahir baru, kerajaan ini eksis secara rohani
pada diri seseorang, ketika orang lahir baru ia terhitung sebagai salah satu
warga kerajaan Allah. Alkitab menuliskan bahwa, tidak ada seorangpun yang lahir
baru karena di baptis, orang yang lahir baru adalah orang yang menerima Injil
dalam hati dan hidupnya (Yohanes 3: 5, Efesus 1: 13), banyak orang kristen
dibaptis oleh konsep yang salah ini, sehingga baptisan yang mereka terima
sebenar bukanlah baptisan, oleh sebab itu mereka harus dibaptis lagi dengan
konsep yang benar (Kisah Para Rasul 19: 1-7).
Kerajaan Sorga adalah kerajaan yang berlokasi di Sorga,
sedangkan keluarga Allah adalah jemaat lokal (1 Timotius 3: 15). Orang yang
sudah lahir baru pasti sangat merindukan untuk menjadi anggota keluarga Allah
yakni menjadi anggota jemaat lokal, dan untuk menjadi anggota keluarga Allah
atau jemaat lokal seseorang harus membuat pengakuan iman keselamatan dan
menyerahkan diri untuk dibaptis sebagai bukti pertobatan dan ketaatan pada
Tuhan Yesus Kristus (1 Korintus 12: 12-13).
Kalau ada orang kristen lahir baru, namun tidak mengabungkan
diri ke dalam gereja lokal, maka sesungguhnya ia bukan anggota gereja universal
melainkan warga kerajaan Allah. Gereja universal sebenarnya kerajaan Allah yang
disalahartikan. Apabila seseorang tidak mengabungkan diri ke dalam sebuah
jemaat lokal, maka orang tersebut bukan anggota gereja lokal, karena tidak
menjadi anggota salah satu gereja lokal. Otomatis ia juga bukan anggota tubuh
Tuhan Yesus, karena jemaat lokal adalah tubuh Tuhan Yesus (Efesus 1: 23), dan
orang yang demikian pasti tidak akan bertumbuh dalam Kristus karena tidak
tinggal dalam Kristus, karena untuk tinggal dalam Kristus seseorang harus
menjadi anggota tubuh Kristus atau menjadi anggota jemaat lokal.
Tinggallah di dalam Aku dan Aku di dalam kamu. Sama seperti
ranting tidak dapat berbuah dari dirinya sendiri, kalau ia tidak tinggal pada
pokok anggur, demikian kamu juga tidak berbuah, jika kamu tidak tinggal di
dalam Aku. ( Yohanes
15: 4)
Untuk menjadi orang kristen yang bertumbuh dalam Kristus
maka kita harus tinggal dalam Tuhan Yesus Kristus atau kita harus menjadi
anggota jemaat lokal karena jemaat lokal adalah tubuh Tuhan Yesus Kristus,
hanya dengan bergabung ke dalam tubuh Kristus kita dapat berlindung dan
bertumbuh menjadi orang Kristen yang sehat.
Tinggal Dalam Firman Kristus
Seringkali kita mendengar orang berkata, saya sudah lahir
baru dan sudah menjadi anggota jemaat lokal, namun perkataan, tingkahlaku, dan
pergaulannya tidak mencermin seseorang yang lahir baru. Orang yang
sungguh-sungguh menghayati kelahir-baruannya pasti berhati-nati dalam berkata,
mengawasi tingkahlakunya dan menjauhi pergaulan yang buruk seperti nasehat
dalam Mazmur 1: 1. Orang yang suka kumpul dengan pencemooh dan dengan
orang-orang yang gemar berbuat dosa, lambun-laun orang yang demikian akan
menjadi pencemooh juga dan pasti mengikuti jalan kefasikan orang berdosa.
Alkitab tidak melarang kita untuk bergaul namun Alkitab memperingatkan kita
supaya pergaulan kita membawa berkat rohani pada sesama. Tujuan orang lahir
baru bergaul adalah menyelamatkan sesama, mengubah gaya hidup orang-orang
berdosa, menegor dan menasehati kesalahan sesama bukan sebaliknya mengikuti
pola hidup orang berdosa.
Orang lahir baru dan anggota jemaat lokal yang pola hidupnya
sama dengan orang duniawi, kemungkinan besar orang yang demikian hanya memenuhi
kewajiban sebagai orang kristen tanpa ada kerinduan untuk belajar dan bertekun
dalam pengajaran firman Tuhan. Saya sudah bisa menebak bahwa orang yang
demikian jarang berdoa, jarang baca Alkitab dan sudah pasti jarang memikirkan
perkara rohani dalam hidupnya, hidupnya hanya dipenuhi dengan persoalan duniawi
dan sedikitpun tidak mempertimbangankan perkara-perkara rohani, dan orang yang
demikian tidak akan nyaman berkumpul dengan jemaat lokal, dan sudah pasti tidak
akan mengalami pertumbuhan dalam Kristus.
Orang kristen lahir baru dan anggota jemaat lokal yang sehat
rohani memiliki rasa kasih yang sangat besar pada Tuhan, rasa kasih yang besar
akan mendorongnya untuk selalu ingin mengetahui apa yang Tuhan inginkan dalam
hidupnya. Dan karena semangatnya untuk mengetahui kehendak Tuhan dalam hidupnya
maka ia tidak akan jemu-jemu mempelajari dan merenungkan firman Tuhan (Mazmur
1: 1-3), dan hasilnya orang yang demikian akan mengalami pertumbuhan rohani
yang sehat dalam Kristus.
Kunci untuk bertumbuh dalam Kristus adalah mempelajari
firman Tuhan, memperkatakan firman Tuhan dan melakukan firman Tuhan dalam hidup
sehari-hari. Bila sebuah jemaat lokal berisikan anggota-anggota yang sehat
dalam iman, maka jemaat yang demikian pasti jauh dari persoalan-persoalan
duniawi karena setiap orang akan berusaha untuk mengetahui apa yang Tuhan
kehendaki dalam hidupnya. Tidak lagi datang ke gereja untukmemamerkan kekayaan,
memamerkan kekuasaan, atau mamerkan gaya hidup yang materialistik, tidak
memamerkan keegoisan, tidak mencari kekuarangan orang lain sebagai bahan
pelecehan atau menganggu kenyaman orang yang sedang berjemaat, contohnya; kalau
datang ke gereja bawa makanan dan makan dalam gereja, berbicara dengan orang
lain ketika ada yang berkotbah atau lalu lalang tidak jelas pada saat berjemaat,
jemaat yang demikian tidak tahu sopan-santun dan sudah pasti gaya hidup
sehari-harinya lebih buruk, karena bila dengan pekerjaan Tuhan saja ia anggap
remeh apalagi dalam perkara duniawi.
Anggota jemaat yang sehat iman datang berjemaat dengan
tujuan memperhatikan sesama supaya saling mendorong dalam kasih dan dalam
pekerjaan yang baik (Ibrani 10: 24), bukan memperhatikan untuk melecehkan atau
mencemooh. Agar bisa mendorong sesama dalam kasih dan dalam pekerjaan yang
baik, maka kita perlu mendengarkan arahan dengan cermat atau memperhatikan
setiap pengajaran dalam jemaat. Tuhan tidak senang bila seseorang melakukan
tanpa mendengar arahanNya dengan benar, contoh dalam Alkitab seperti Maria dan
Marta; Marta sibuk sekali melayani, namun Maria duduk mendengar perkataan Tuhan
Yesus, Marta komplain pada Tuhan karena Maria tidak membantunya namun Tuhan
Yesus menjelaskan bahwa Maria telah melakukan hal yang benar (Lukas 10: 38-42).
Maria mendengarkan pengajaran dengan cermat supaya ia dapat bertindak dengan cara
yang benar, iman seseorang timbul karena pendengaran (Roma 10: 17) dari
pendengaran akan menghasilkan tindakan yang benar. Tidak dibenarkan juga
seseorang hanya mendengar tanpa melakukan apa yang didengar, orang yang
demikian adalah orang yang imannya mati (Yakobus 2: 17).
Jikalau kamu tinggal di dalam Aku dan firman-Ku tinggal di
dalam kamu, mintalah apa saja yang kamu kehendaki, dan kamu akan menerimanya . ( Yohanes 15:8 )
Kalau seseorang ingin bertumbuh dalam Kristus maka ia harus
mendengar, memperkatakan dan melakukan firman Tuhan dengan sepenuh hati, orang
yang sungguh-sungguh lahir baru tidak akan tersinggung dan marah bila
kesalahannya dinyatakan apalagi melalui kotbah, sebaliknya akan ada rasa syukur
karena bisa dikoreksi supaya menjadi orang kristen yang lebih baik.
Berserah Pada Kristus
Kesulitan hidup dan persoalan-persoalan dunia menjadi
penyebab seseorang yang tidak dapat bertumbuh dalam Kristus, hal kekuatiran
seperti benih yang jatuh di semak duri, sulit bertumbuh karena kekuatiran
hidup. Setiap orang yang masih hidup di dunia memiliki persoalan hidup
masing-masing, namun bagi orang lahir baru persoalan hidup bukan menjadi
kendala untuk bertumbuh dalam Kristus. Orang-orang lahir baru hidup di dunia
namun tidak mengejar harta dunia, yang penting bagi orang lahir baru cukup
bukan kaya. Kalau toh ada orang lahir baru yang kaya pasti kekayaannya
digunakan untuk menambung di Sorga (Matius 6: 19-21), bagaimana cara menambung
di Sorga? Ya, dengan cara mendukung pekerjaan memenangkan jiwa dalam jemaat
lokal, contoh dalam acara-acara seminar seperti hari rabu lalu tanggal 29 juni
2011 saudara bisa mempergunakan tenaga, waktu dan uang untuk digunakan sebab
dengan cara seperti inilah seseorang dapat menambung hartanya di Sorga. Bagi
saudara yang belum sempat ambil bagian pada seminar yang lalu, maka masih ada
seminar yang akan datang, saudara dapat ambil bagian untuk menambung di Sorga.
Seseorang mustahil dapat berserah pada Kristus apabila tidak
tinggal dalam Kristus dan tidak tinggal dalam firman Kristus, bila kita sudah
tinggal dalam Kristus dan tinggal dalam firman Kristus maka dengan sendirinya
kita menyerahkan seluruh hidup kita pada Kristus, termasuk semua
persoalan-persoalan duniawi, ingatlah bahwa pencobaan-pencobaan yang kita alami
tidak melebihi kekuatan kita, karena Tuhan tahu pada saat kita dicobai Ia akan
memberikan jalan keluar pada kita (1 Korintus 10: 13).
Saudara, orang Kristen lahir baru selalu menyikapi segala
persoalan dengan hikmat dan kebijaksanaan bukan dengan kegelisahan dan kegusaran.
Bila ada orang yang menegor dan memberitahu kesalahan, orang kristen lahir baru
pasti sangat bersyukur bukannya membenci atau balik memarahi, bukti seseorang
yang sungguh-sungguh lahir baru ialah orang tersebut tidak mudah tersinggung
karena orang tersebut telah berusaha memahami keberadaan sesamanya.
Dalam hal inilah Bapa-Ku dipermuliakan, yaitu jika kamu
berbuah banyak dan dengan demikian kamu adalah murid-murid-Ku. Yohanes 15: 8
Oleh sebab itu bila saudara ingin bertumbuh dalam Kristus
maka wajib bagi saudara tinggal dalam Kristus dan tinggal dalam firman Kristus,
dan apabila dalam sebuah jemaat anggota-anggotanya tinggal dalam Kristus dan
memiliki keinginan untuk terus mempelajari, serta melakukan firman Tuhan maka
jemaat lokal yang demikian memiliki rata-rata prestansi yang tinggi dari
anggota jemaat yang mengasihi Tuhan, dan pasti akan maju dan berkembang.
2 Petrus 3:17-18; Mazmur 92:13
“Tetapi bertumbuhlah dalam kasih karunia dan dalam pengenalan akan Tuhan dan
Juruselamat kita, Yesus Kristus. Bagi-Nya kemuliaan, sekarang dan sampai
selama-lamanya” (2 Petrus 3:18).
Alkitab
berkata, “Orang benar akan bertunas seperti pohon korma, akan tumbuh subur
seperti pohon aras di Libanon” (Mzm. 92:13). Perhatikan kata ‘bertunas’ dan
‘bertumbuh’. Dua kata ini menunjukkan bagaimana sebagai orang Kristen kita juga
harus bertumbuh. Pohon korma sendiri merupakan simbol dari kemenangan dan
kegembiraan. Sebab dalam Yoh. 12:13 Yesus dielu-elukan dengan daun-daun palem
(korma). Demikian pula dengan orang-orang kudus yang melambai-lambaikan
daun-daun palem sebagai tanda kemenangan (Why. 7:9). Sedangkan pohon aras
berbicara mengenai kekuatan. Rumah Allah sendiri (Bait Allah) dibangun dari
kayu ini (1 Raj. 5:6-10). Jadi kita harus bertumbuh semakin kuat dan hidup di
dalam kemenangan Kristus.
3.
bertumbuh dan berbuah di dalam Kristus
berbuah didalam kristus menagndung
arti dimana kita harus mempraktekan setiap firman Tuhan dalam kehidapan kita
sehari-hari. (Kolose 2:6-7 ) Nas ini berpesan, sebagai orang Kristen kita diminta TUHAN
untuk terus bertumbuh dan memberikan buah. Apa maksudnya bertumbuh dalam
Kristus? Kita yang sudah menerima Kristus, mesti hidup dalam Kristus, berpusat
pada Kristus (ayat 6). Ayat 7 memberikan nasihat untuk terus bertumbuh. Analogi
ini dipakai adalah pohon yang hidup. Pohon yang hidup mesti memiliki akar,
batang, daun dan buah. Kalau kita mengerti tentang pohon yang hidup maka kita
lebih mengerti arti nas tersebut.
Surat Kolose ditulis Rasul Paulus antara tahun 60 dan 61
Masehi, surat ditujukan pada jemaat Kolose waktu itu, tetapi masih relevan untuk
kehidupan umat-Nya saat ini. Kota Kolose pernah sejajar dengan kota-kota
perdagangan di jirannya, Laodikia dan Hierapolis yang berkembang dengan pesat.
Tetapi saat itu Kolose mengalami kemunduran iman oleh pengajaran palsu dari
Yahudi, Yunani dan Asia merembes hingga Kolose.
Dengan maksud itu Paulus ingin menghalau pengajaran palsu,
tentang legalitas, penyembahan seremoni saja. Penjagaan terhadap ajaran sesat
ini berbarengan dengan dorongannya untuk memiliki komitmen bahwa Kristus adalah
TUHAN. Orang-orang percaya didorong untuk menanggalkan manusia lama dan
mengenakan manusia baru. Itulah yang disebutnya meninggalkan filsafat yang
sia-sia. Paulus menekankan perlu adanya supremasi Kristus dalam setiap segi
kehidupan umat-Nya, dengan mengambarkan Kristus sebagai kepala gereja-Nya.
Kalau kita mempelajari, dalam nas ini, istilah berakar
samadengan persekutuan dengan Tuhan Yesus, disamakan dengan berakar.
Persekutuan dengan Tuhan Yesus dimulai ketika kita, sebagai orang berdosa,
menyambut Yesus sebagai Tuhan dan Juruselamat kita pribadi. Sebagai orang
berdosa kita sudah dipulihkan hubungan dengan Tuhan melalui penyaliban Yesus
Kristus. Akar mempunyai beberapa ciri khusus: mencari kebutuhan untuk pohon,
menguatkan pohon, pada umumnya akar ke dalam tanah. Makin dalam akar satu
pohon, tentu akan makin tidak kelihatan.
Abraham Maslow (1908-1970) mengatakan, hanya sedikit saja
orang yang mengetahui diri mereka dan berhasil menjalani kehidupan mereka
secara penuh. Menurutnya, manusia secara umum mengejar kebutuhan primer yaitu
sandang, pangan dan papan. Itu semuanya sifatnya manusiawi, keinginan manusiawi
yang sangat normal.
Sementara itu, Calvin Miller mengatakan, kita harus berfokus
pada sebuah keinginan baru yaitu lapar dan haus akan Kristus. Dan keinginan
untuk menjadi semakin serupa denganNya. Tanpa memiliki hubungan yang intim
dengan TUHAN, maka kita akan cenderung mengisi kekosongan hidup kita dengan
hal-hal jasmani saja.
Nyatanya banyak orang Kristen yang hanya puas dengan
pengalaman keselamatan, dan berhenti sampai di titik itu. Tidak lagi bertumbuh
dan berbuah. Padahal, seseorang dilihat dari buahnya. Seseorang dikenang dari
karyanya. Sesungguhnya, Tuhan telah menyediakan sebuah kehidupan yang dipenuhi
oleh kasih dan kuasa-Nya. Pesan nas ini adalah, “Pohon yang hidup akan berbuah.
Orang Kristen yang sehat rohaninya akan bertumbuh. Orang Kristen yang tidak
sehat rohaninya tidak akan bertumbuh.” Tetapi lagi-lagi sering-kali itu hanya
sandiwara, hanya retorika belaka, malah yang terjadi kemunafikan saja. Sekarang
ini banyak pemimpin Kristen tidak memberikan dampak, tidak memberikan
keteladanan, tetapi mereka membalut pekerjaannya dengan “pelayanan.”
Sesungguhnya kita diminta berbuah dan bertumbuh. Bertumbuh
dan berbuah adalah dua hal yang berbeda, tetapi kait-mengkait. Tak mungkin ada
buah kalau tidak ada pertumbuhan. Pertumbuhan itu adalah proses untuk berbuah.
Karenanya, mari memberikan dampak dan berbuah untuk kemuliaan bagi TUHAN saja.
"Bertumbuh Dan Menjadi
Dewasa Dalam Iman Kepada Tuhan Yesus Kristus"
Ibrani 5:13-14. “ Sebab barangsiapa masih memerlukan susu ia tidak memahami ajaran tentang kebenaran, sebab ia adalah anak kecil. Tetapi makanan keras adalah untuk orang-orang dewasa, yang karena mempunyai pancaindera yang terlatih untuk membedakan yang baik daripada yang jahat. “
Ibrani 5:13-14. “ Sebab barangsiapa masih memerlukan susu ia tidak memahami ajaran tentang kebenaran, sebab ia adalah anak kecil. Tetapi makanan keras adalah untuk orang-orang dewasa, yang karena mempunyai pancaindera yang terlatih untuk membedakan yang baik daripada yang jahat. “
Selayaknya
manusia, pastinya kita mengalami yang namanya kelahiran, pertumbuhan, dan
kematian. Setelah lahir didunia, pada umumnya manusia akan mengalami masa
pertumbuhan mulai dari bayi, balita, kanak-kanak, remaja, dan sampai kepada
orang tua(lanjut usia). Terlebih dahulu kita akan diberikan makanan yang lembut
agar tidak melukai pencernaan karena masih sangat kecil dan organ-organ tubuh
pun masih sangat rentan. Setelah melewati masa bayi, balita, dan kanak-kanak;
kita akan di perkenalkan dengan makanan yang lebih keras, karena memang sudah
waktunya kita saat remaja memulai makan dengan makanan yang mulai keras,
dikarenakan kebutuhan gizi kita semakin banyak dan besar. Semakin bertambah
usia kita, semakin banyak pula kegiatan yang kita lakukan, maka kebutuhan gizi
kita pun semakin besar untuk menunjang dan menjaga kondisi tubuh agar tetap
sehat. Bukan hanya kebutuhan makanan saja, tetapi kebutuhan lain-lain pun
semakin banyak. Untuk memperoleh dan menunjang semuanya itu pun harus di
usahakan dengan keras dan disiplin.
kehidupan
kekristenan saat ini, tepatnya diakhir zaman ini sangatlah mengharukan. Manusia
di akhir zaman ini mulai bahkan sudah terbuai dengan keadaan dunia, yang
membuat manusia merasa bahwa dunia mampu memberikan kesenangan yang mereka
inginkan dan membuat mereka enjoy. Terlebih umat Tuhan yang telah mengenal
FIRMAN, banyak dari mereka yang jatuh di lubang dosa karena mereka hanya
sebatas mengenal FIRMAN TUHAN saja, tetapi mereka tidak memahami dan mengerti
isi dari FIRMAN tersebut.
Zaman kini, banyak umat TUHAN bahkan hamba-hamba TUHAN yang terlalu lama “di-Ninabobo-kan” dengan keadaan sekarang ini, sehingga mempengaruhi psikis dan paradigma mereka khususnya dalam mereka mempelajari akan Firman TUHAN.
Dalam Firman TUHAN, dikatakan bahwa Firman TUHAN bagaikan “Pisau Bermata Dua” yang sangat tajam dan keras, dengan tujuan untuk mendidik dan melatih karakter manusia agar terbentuk menjadi karakter yang kuat di dalam TUHAN.
Zaman kini, banyak umat TUHAN bahkan hamba-hamba TUHAN yang terlalu lama “di-Ninabobo-kan” dengan keadaan sekarang ini, sehingga mempengaruhi psikis dan paradigma mereka khususnya dalam mereka mempelajari akan Firman TUHAN.
Dalam Firman TUHAN, dikatakan bahwa Firman TUHAN bagaikan “Pisau Bermata Dua” yang sangat tajam dan keras, dengan tujuan untuk mendidik dan melatih karakter manusia agar terbentuk menjadi karakter yang kuat di dalam TUHAN.
Firman TUHAN
juga mengatakan bahwa Firman TUHAN adalah “kabar sukacita” , yang akan membuat
umat TUHAN berbahagia dan bersuka dengan kejadian-kejadian yang TUHAN adakan di
dunia. Keduanya itu memang benar, namun kita harus bisa memahami dengan benar
maksud dan tujuan dari isi Firman tersebut. Untuk masa di akhir zaman ini, kita
akan menghadapi bahkan sedang menghadapi masa-masa sukar, di mana telah di
ilhamkan dalam isi FIRMAN TUHAN, salah satunya dalam kitab Yudas 1:18-19: “
Sebab mereka telah mengatakan kepada kamu: “ menejelang akhir zaman akan tampil
pengejek-pengejek yang akan hidup menurut hawa nafsu kefasikan mereka. Mereka
adalah pemecah belah yang dikuasai hanya oleh keinginan-keinginan dunia ini dan
yang hidup tanpa Roh Kudus.” Masih banyak isi FIRMAN TUHAN lainnya yang
menceritakan tentang bagaimana keadaan dunia di akhir zaman. Makanya kita
sebagai umat TUHAN seharusnya waspada dengan kejadian-kejadian yang terjadi
disekitar kita sekarang ini. Banyak bukti yang menunjukan bagaimana bumi ini
mulai dekat pada kehancuran; gempa yang menelan banyak jiwa, banjir, tsunami,
kerusuhan, penyakit yang berasal dari virus yang aneh-aneh, dan masih banyak
lagi. Semuanya itu tidak dapat kita pungkiri dan kita tolak.
Saat ini
pemahaman dan pelaksanaan FIRMAN TUHAN harus kita lakukan dengan
sungguh-sungguh, benar, dan setia. Jangan sampai waktu yang TUHAN berikan
kepada ini, kita isi dengan hal-hal yang tidak berguna, apa terlebih berdosa.
Jadikan waktu yang TUHAN berikan sebagai kesempatan untuk memperbaiki cara
hidup kita yang tidak benar, dan melakukan hal-hal yang berkenan kepada TUHAN.
Kita perlu pemahaman yang lebih tegas dan benar tentang kebenaran FIRMAN TUHAN
dan bagaimana cara penerapannya.
Jemaat TUHAN sudah terlalu lama berfoya-foya dan tinggal dalam kebodohan. Bahkan hamba TUHAN pun sudah banyak yang terlihat hebat dalam penyampaian FIRMAN, terlihat mengerti tentang FIRMAN, terlihat suci dan benar kehidupannya. Akan tetapi hidupnya penuh dengan kebusukan, licik, munafik (muka nabi fikiran licik). Bayangkan saja kalau didepan jemaat, atau dalam acara-acara KKR, Penampilan berubah, suara berubah, cara berjalan berubah, tapi hati, pikiran dan tindakan hidup, tidak pernah berubah!!!. Belum lagi para jemaat akhir zaman yang tidak memahami Firman.
Jemaat TUHAN sudah terlalu lama berfoya-foya dan tinggal dalam kebodohan. Bahkan hamba TUHAN pun sudah banyak yang terlihat hebat dalam penyampaian FIRMAN, terlihat mengerti tentang FIRMAN, terlihat suci dan benar kehidupannya. Akan tetapi hidupnya penuh dengan kebusukan, licik, munafik (muka nabi fikiran licik). Bayangkan saja kalau didepan jemaat, atau dalam acara-acara KKR, Penampilan berubah, suara berubah, cara berjalan berubah, tapi hati, pikiran dan tindakan hidup, tidak pernah berubah!!!. Belum lagi para jemaat akhir zaman yang tidak memahami Firman.
Saat ini umat
TUHAN perlu disadarkan dan dihajar dengan kebenaran FIRMAN TUHAN, karena zaman
sekarang ini umat TUHAN perlu dibentuk agar menjadi lebih dewasa didalam iman
percaya kepada YESUS KRISTUS. Umat TUHAN yang dewasa dalam iman adalah jemaat
TUHAN yang siap di tegor, siap dibentuk, siap di ubah, bahkan siap setia dalam
melayani TUHAN. Makanan jemaat TUHAN yang dewasa pun adalah makanan yang keras
dan menantang. Karena tujuannya supaya umat TUHAN bertumbuh dalam kedewasaan
iman. Bukan seperti bayi yang masih membutuhkan susu dan makanannya pun serba
lembut. Jika itu diberikan kepada jemaat TUHAN setiap waktu, kapan jemaat TUHAN
akan dewasa jika makanannya pun tidak menunjang. Kita sudah melewati masa bayi,
dan sekarang kita berada pada masa dewasa yang penuh tantangan. Untuk
menghadapi tantangan yang semakin besar, di perlukan fisik yang kuat dan
pemikiran yang lebih dewasa. Dengan demikian kita dapat melewati
setiap tantangan itu dengan baik. Sama seperti
kehidupan iman percaya kita kepada TUHAN. Di masa-masa yang semakin sukar ini,
kita memerlukan hal-hal yang menunjang kita dalam menghadapi tantangan, yakni
kedewasaan iman percaya kita
kepada TUHAN. Sudah saatnya kita
membuka rahasia kebenaran FIRMAN