Selasa, 22 Januari 2013

Bertumbuh dalam pengenalan akan Allah


BERTUMBUH DALAM KRISTUS

A.    Makna Bertumbuh Didalam Kristus
Bertumbuh dalam hubungan dengan Yesus bermakna mengenali Dia lebih mendalam lagi, lebih mengasihi dan mentaati Dia. "Inilah kehidupan kekal: iaitu supaya orang mengenali Engkau, satu-satunya Allah yang benar, dan Yesus Kristus yang telah Engkau utuskan." (Yohanes 17:3). "Yesus menjawab, 'Hendaklah engkau mengasihi Allah Tuhanmu dengan segenap hatimu, dan dengan segenap jiwamu, dan dengan segenap fikiranmu.' Inilah perintah yang terutama dan yang terpenting!" (Matius 22:37,38). Apabila kasih terhadap Tuhan bertumbuh, kita akan mentaati perintah-perintah-Nya. (Yesus berkata) "Barangsiapa menerima dan menurut perintah-perintah-Ku, orang itulah yang mengasihi Aku. Bapa-Ku akan mengasihi orang yang mengasihi Aku, dan Aku pun akan mengasihinya dan menyatakan diri-Ku kepada-Nya." (Yohanes 14:21).
Sebagaimana seorang kanak sewajarnya bertumbuh dalam hubungannya dengan ibu-bapa, begitu juga anda sewajarnya bertumbuh dalam hubungan anda dengan Tuhan.

B.   Bertumbuh dalam hubungan dengan Yesus
Komunikasi adalah penting agar dapat bertumbuh dalam hubungan dengan Yesus. Terdapat empat aspek komunikasi yang akan membantu anda mengembangkan hubungan anda dengan Yesus.
1. Tuhan berkomunikasi dengan kita melalui Alkitab, memperlihatkan sifat-Nya dan kehendak-Nya. "Seluruh Alkitab itu diilhami Allah dan berguna untuk mengajar apa yang benar, menegur apa yang salah, membetulkan apa yang keliru, dan memberi petunjuk untuk kehidupan yang menurut kehendak Allah, supaya orang yang melayani Allah boleh dipilih dan dilengkapi untuk segala macam pekerjaan yang baik." (2 Timotius 3:16,17).Yang manakah daripada manfaat-manfaat pembacaan Alkitab ini adalah sangat membantu anda sekarang?
2.  Kita berkomunikasi dengan Tuhan melalui doa -- mengonsongkan fikiran, keperluan dan keinginan kita melakukan kehendak-Nya. "Janganlah khuatir tentang apa pun, tetapi di dalam segala doamu, mintalah kepada Allah untuk apa yang kamu perlu, dan selalu mintalah dengan hati yang bersyukur. Kesejahteraan Allah yang jauh lebih daripada pengertian manusia akan memeliharakan hati dan fikiran kamu kerana persekutuan kamu dengan Kristus Yesus."(Filipi 4:6,7)."Kita berani di hadapan Allah sebab kita pasti Dia mendengarkan kita apabila kita memohon kepada-Nya untuk apa sahaja asalkan menurut kehendak-Nya. Dia mendengarkan kita manakala kita bermohon kepada-Nya. Oleh sebab kita tahu bahawa ini benar, kita tahu juga bahawa Dia memberikan kita apa yang kita minta daripada-Nya." (1 Yohanes 5:14,15).Ayat-ayat ini memberitahu kita bahawa kita boleh mendoakan apa hal juga. Apabila kita berdoa menurut kehendak Allah, Dia mendengar dan akan menjawab doa kita. Mengucap syukur kepada Allah adalah juga sebahagian daripada berdoa.
"Bersyukurlah dalam segala keadaan. Inilah yang Allah hendak kamu lakukan dalam kehidupan kamu sebagai orang yang bersekutu dengan Kristus Yesus." (1 Tesalonika 5:18)

"Bersyukurlah sentiasa bagi segala-galanya kepada Allah Bapa dengan nama Yesus Kristus Tuhan kita." (Efesus 5:20).Mengucap syukur kepada Allah menyatakan bahawa kita mempercayai Dia.
3. Kita berkomunikasi dengan orang Kristian melalui persekutuan -- mendorong dan membimbing satu sama lain. "Biarlah kita perhatikan keperluan satu sama lain, dan menolong satu sama lain menunjukkan kasih serta berbaik-baik. Janganlah kita berhentikan kebiasaan kita berkumpul bersama-sama, sebagaimana dengan sebahagian saudara-saudara itu. Sebaliknya biarlah kita lebih lagi menggalakkan satu sama lain, sebab kita tahu bahawa Hari Tuhan, hari bila Dia akan datang lagi itu, telah dekat." (Ibrani 10:24,25). Bersekutu dengan orang Kristian lain adalah penting untuk saling mendorong supaya mengasihi dan berbuat baik. Perkataan Yunani untuk persekutuan, "koinoia", bermakna "berkongsi". Kita perlu mengongsikan pengalaman Kristian kita kepada orang lain yang mengasihi Allah, dan juga membiarkan mereka berkongsi dengan kita. Allah telah menubuhkan gereja sebagai tempat untuk kita bertemu dengan orang Kristian lain untuk mempelajari tentang Allah. Pengajian Alkitab dan pertemuan lain juga sangat membantu.
4.  Kita berkomunikasi dengan orang lain yang tidak mengenal Tuhan secara peribadi dengan bersaksi -- berkongsi tentang hubungan kita dengan Yesus. "Keselamatan datang daripada-Nya sahaja, sebab tiada lagi di seluruh dunia ini nama yang dikurniakan Allah kepada manusia, yang dengannya kita diselamatkan." (Kisah Rasul 4:12). Apakah yang mendorong anda untuk bersaksi kepada orang lain tentang Yesus?  Siapakah yang anda ingin beritahu tentang apa yang Yesus telah melakukan dalam hidup anda? Cadangan-cadangan untuk Pertumbuhan Selanjutnya. Tetapkan masa dan tempat untuk saat teduh harian (membaca Alkitab dan berdoa). Mulailah dengan membaca Injil Yohanes. Berdoa dan meminta Allah memperlihatkan Diri-Nya kepada anda dan bagaimana anda boleh memberi respons kepada-Nya.
Mengkaji petikan-petikan lain, seperti apa yang diberikan dalam pelajaran ini dan Mazmur 1, 34, 103 and 145; Matius 7:7-11; Lukas 9:23-26; Yohanes 15:1-7; 1 Korintus 12:12-27; 2 Korintus 5:17-21; dan Kolose 1:9-12. Ini merupakan permulaan kehidupan Kristian anda. Ada lebih banyak lagi untuk dipelajari yang tidak terkandung dalam keempat-empat pelajaran ini. Ambillah inisiatif hari ini juga untuk mencari sebuah gereja berdekatan.

C. bertumbuh dalam pengenalan akan Allah
Ada banyak pengajaran Tuhan Yesus baik melalui perumpamaan ataupun pengajaran secara langsung yang menggambarkan bahwa Tuhan memiliki tujuan yang jelas bagi setiap umatNya yaitu agar umatnya bertumbuh dan menghasilkan buah. Misalnya dalam perumpamaan Pokok anggur yang benar dalam Yohanes 15, Hal pengajaran sesat, Matius 7:15-23, Perumpamaan tentang pohon ara yang tidak berbuah Lukas 13:6-9. Dalam Yohanes 15:8 dikatakan “…Bapaku dipermuliakan , yaitu jika  kamu berbuah banyak dan dengan demikian kamu adalah murid-muridKu. Arti firman Tuhan ini adalah jika kehidupan seseorang menghasilkan buah kehidupan yang banyak, maka ada dua hal yang terjadi pertama Bapa disurga dipermuliakan dan kedua sebagai bukti bahwa dia adalah murid Kristus.
Ada tiga fase dalam menuju kesempurnaan dalam pengenalan akan Allah, bukan hanya saja kita bertumbuh dalam Dia, melainkan sebelum kita mengalami pertumbuhan terlebih dahulu kita melalui proses penanaman, dari penanaman kita menuju kepada bertumbuhan, dan melalui pertumbuhan kita dapat menghasilkan buah.

1.             Kristus Diam di dalam Hati  ( PENANAMAN )
    
Perubahan hati yang membuat kita menjadi anak-anak Tuhan dikatakan di dalam Alkitab sebagai kelahiran baru. Tambahan pula, itu dibandingkan dengan pertumbuhan benih yang baik yang ditaburkan oleh petani. Demikianlah orang-orang yang bertobat kepada Kristus, disebut “seperti bayi yang baru lahir” “bertumbuh” menjadi lelaki maupun perempuan di dalam Yesus Kristus, (1 Petrus 2:2; Efesus 4:15). Atau seperti benih yang baik yang ditaburkan di ladang, mereka itu harus bertumbuh lalu mengeluarkan buahnya. Nabi Yesaya mengatakan bahwa orang akan “menyebutkan mereka ‘pohon terbantin kebenaran’ tanaman Tuhan untuk memperlihatkan keagungan-Nya” (Yesaya 61:3). Dari tumbuh-tumbuhan itulah diambil perumpamaan untuk membantu kita memahami lebih baik rahasia-rahasia kebenaran kehidupan rohani.
Semua akal budi dan kemampuan manusia tidak dapat mengadakan kehidupan di dalam benda yang terkecil sekalipun di dalam alam. Hanyalah melalui hidup yang telah diberikan Tuhan sendiri, baik tanaman dan binatang dapat hidup. Maka melalui kehidupan yang datang dari Tuhan itu sajalah kehidupan rohani dapat berada di dalam hati manusia. Kecuali manusia itu “dilahirkan kembali,” dia tidak dapat menjadi seorang pewaris kehidupan yang mana Kristus datang untuk memberikannya. (Yohanes 3:3)
Sebagaimana halnya dengan hidup itu sendiri, demikianlah juga dengan pertumbuhan. Tuhanlah yang membuat kuncup bunga mekar dan bunga itu berbuah. Dengan kuasa-Nyalah benih itu bertumbuh, “mengeluarkan buah, mula-mula tangkainya, lalu bulirnya, kemudian butir-butir yang penuh isinya dalam bulir itu.” (Markus 4:28). Dan nabi Hosea berkata mengenai Israel, bahwa Ia akan berbunga seperti bunga bakung.” (Hosea 14:6). “Ranting-rantingnya akan merambak, semaraknya akan seperti pohon zaitun dan berbau harum seperti yang di Libanon.” (ayat 7). Dan Yesus pun menyuruh kita supaya memperhatikan “bunga bakung, yang tidak memintal dan tidak menenun,” (Lukas 12:27). Tumbuh-tumbuhan dan bunga-bungaan bertumbuh bukanlah karena kekhawatiran atau usaha mereka sendiri, tetapi hanyalah dengan menerima yang disediakan Tuhan untuk melayani hidupnya. Anak kecil pun bukan dengan kuasanya sendiri, tubuhnya bertambah besar. Demikian juga engkau, bukan dengan kuasamu sendiri, atau dengan kekhawatiranmu, atau usahamu sendiri untuk  mendapat pertumbuhan rohani. Tanaman, anak-anak, bertumbuh dengan menerima dari sekitarnya hal-hal yang melayani kehidupannya--udara, matahari, dan makanan. Sebagaimana segala pemberian alam ini kepada hewan dan tanaman, demikian jugalah Kristus kepada orang-orang yang berharap pada-Nya. Dia “penerang abadi” bagi mereka, “matahari dan perisai.” (Yesaya 60:19; Mazmur 84:12). Bahwa Dia akan menjadi, “seperti embun bagi Israel.”(Hosea 14:6), “Kiranya ia seperti hujan yang turun ke atas padang rumput, seperti deras hujan yang menggenangi bumi.” (Mazmur 72:6). Dialah air hidup, “roti yang turun dari surga dan yang memberi hidup kepada dunia” (Yohanes 6:33).
Di dalam anugerah Anak-Nya yang tiada taranya itu, Tuhan telah melingkari seluruh dunia ini dengan satu suasana anugerah sama seperti udara yang berputar di seluruh dunia ini. Semua orang yang memilih menghirup udara yang memberikan kehidupan ini akan hidup bertumbuh  di dalam Kristus, baik lelaki maupun perempuan.
Sebagaimana bunga menghadap matahari, sehingga sinarnya membantu menyempurnakan keindahan dan keseimbangannya, demikian pula seharusnya kita berpaling kepada matahari kebenaran itu, sehingga sinar yang turun dari surga menerangi kita, dan tabiat kita dapat diperkembangkannya menjadi serupa dengan Kristus.
Yesus mengajarkan perkara yang sama ketika Dia berkata “tinggallah di dalam Aku dan Aku di dalam kamu. Sama seperti ranting tidak dapat berbuah dari dirinya sendiri, kalau ia tidak tinggal pada pokok anggur, demikian juga kamu tidak berbuah, jikalau kamu tidak tinggal di dalam Aku... sebab di luar Aku kamu tidak dapat berbuat apa-apa” (Yohanes 15:4,5). Demikian juga engkau wajib bergantung kepada Kristus supaya dapat menghidupkan satu kehidupan yang suci, sama seperti cabang bergantung atas batangnya supaya dapat bertumbuh dan berbuah. Kalau terpisah daripada-Nya maka engkau tidak dapat hidup. Engkau tidak mempunyai kuasa menahan penggodaan atau bertumbuh di dalam anugerah dan kesucian. Dengan tinggal di dalam Dia engkau dapat tumbuh dengan subur. Dengan menerima hidup dari Dia saja, maka engkau tidak akan layu atau tidak berbuah. Engkau akan bagaikan sebatang pohon yang ditanam di tepi sungai.
Banyak orang yang beranggapan bahwa mereka harus mengerjakan sendiri sebagian pekerjaan itu. Mereka telah mengharapkan keampunan dosa di dalam Kristus, tetapi sekarang mereka berusaha sendiri mendapatkan kehidupan yang benar. Tetapi usaha-usaha yang demikian pasti gagal. Kata Yesus, “di luar Aku kamu tidak dapat berbuat apa-apa.” Pertumbuhan kita di dalam anugerah, kegembiraan kita, kegunaan kita--semuanya tergantung atas hubungan kita dengan Kristus. Oleh berhubungan dengan Dia dari hari ke hari, setiap jam--dengan tinggal di dalam-Nya--kita bertumbuh dalam anugerah. Dia bukan saja awal tetapi juga kesudahan iman kita. Kristuslah yang pertama dan yang terakhir dan yang selalu ada. Dia haruslah bersama-sama dengan kita, bukan hanya pada permulaan dan akhir perjalanan kita, tetapi pada setiap langkah jalan kita. Daud berkata, “Aku senantiasa memandang kepada Tuhan; karena Ia berdiri di sebelah kananku, aku tidak goyah” (Mazmur 16:8).
Apakah engkau bertanya: “Bagaimanakah saya tinggal dalam Kristus?-- Dalam cara yang sama sebagaimana engkau menerima Dia pada mulanya. “Karena kita telah menerima Kristus Yesus Tuhan kita, karena itu hendaklah hidupmu tetap di dalam Dia.” “Tetapi orang-Ku yang benar akan hidup oleh iman,” (Kolose 2:6; Ibrani 10:38). Engkau serahkan jiwamu kepada Tuhan, untuk menjadi milik-Nya, melayani dan menurut Dia, lalu mengambil Kristus sebagai Juruselamatmu. Dengan dirimu sendiri engkau tidak dapat mengadakan grafirat atas dosa-dosamu atau mengubah hatimu; akan tetapi sesudah engkau menyerahkan dirimu sendiri kepada Tuhan, engkau percaya bahwa Dia sudah melakukan segala perkara ini bagimu karena Kristus.
Melalui iman engkau menjadi milik Kristus, dan melalui iman engkau bertumbuh di dalam Dia --dengan memberi dan menerima. Engkau harus memberikan semuanya--hatimu, kemauanmu, baktimu --serahkanlah dirimu kepada-Nya untuk menurut semua peraturan-peraturan-Nya; maka engkau harus mengambil semuanya--Kristus, berkat-berkat yang penuh, supaya tinggal di dalam hatimu, menjadi kekuatanmu, kebenaranmu, pembantumu yang abadi—supaya memberi padamu kuasa untuk menurut.
Serahkan dirimu kepada Tuhan pada pagi hari, jadikanlah ini tugasmu yang pertama. Biarlah doamu seperti berikut: “Ambillah aku, ya Allah, jadi milik-Mu sepenuhnya. Kubentangkan semua rencana-rencanaku di kaki-Mu. Gunakanlah aku hari ini berbakti pada-Mu. Gunakanlah aku hari ini berbakti pada-Mu. Tinggallah di dalam aku dan biarlah semua pekerjaanku di kerjakan di dalam Engkau.” Ini adalah masalah sehari-hari. Setiap pagi serahkan dirimu kepada Tuhan buat pagi hari itu. Serahkanlah segala rencanamu pada-Nya. Dengan demikianlah hari demi hari engkau dapat menyerahkan hidupmu ke dalam tangan Tuhan, sehingga hidupmu dibentuk hari demi hari seperti kehidupan Kristus.
Satu kehidupan di dalam Kristus ialah kehidupan yang penuh kedamaian. Mungkin tiada kegembiraan yang meluap-luap, namun pasti ada satu keyakinan yang teguh penuh damai. Pengharapanmu bukanlah di dalam dirimu sendiri, melainkan di dalam Kristus. Kelemahanmu dipadukan dengan kekuatan-Nya yang perkasa itu. Oleh karena itu janganlah engkau bersandar pada dirimu sendiri, atau membiarkan hati memikir-mikirkan diri saja, melainkan pandanglah kepada Kristus. Biarlah pikiran tinggal di dalam kasih-Nya, atas keindahan, kesempurnaan tabiat-Nya. Kristus di dalam kehinaan-Nya, Kristus di dalam kekudusannya dan kesucian-Nya, Kristus di dalam kasih-Nya yang tiada taranya--inilah perkara-perkara yang patut direnung-renungkan setiap jiwa. Dengan mengasihi Dia, meniru Dia, bergantung sepenuhnya kepada-Nya, engkau dapat diubahkan menjadi serupa dengan Dia.
Yesus berkata: “Tinggallah di dalam Aku.” Perkataan ini membawa pikiran kita kepada soal perhentian, stabilitas dan keyakinan. Sekali lagi Dia mengundang kita: “Marilah kepada-Ku, semua yang lebih lesu dan berbeban berat, Aku akan memberi kelegaan kepadamu” (Matius 11:28). Perkataan penulis Mazmur juga menyatakan pikiran yang sama: “Berdiam dirilah di hadapan Tuhan dan nantikanlah Dia,”(Mazmur 37:7). Lalu nabi Yesaya juga memberikan jaminan “Dengan bertobat dan tinggal diam kamu akan diselamatkan, dalam tinggal tenang dan percaya terletak kekuatanmu” (Yesaya 30:15). Perhentian ini tidak didapat tanpa usaha karena di dalam undangan Juruselamat janji perhentian dipadukan dengan panggilan untuk bekerja: “Pikullah kuk yang Kupasang dan belajarlah pada-Ku, karena Aku lemah lembut dan rendah hati dan jiwamu akan mendapat ketenangan” (Matius 11:29). Hati yang sepenuhnya berada pada Kristus akan menjadi pekerja yang paling tekun dan giat bagi Dia.
Apabila hati hanya memikir-mikirkan diri saja, berarti hati itu berpaling dari Kristus, sumber kekuatan dan hidup. Itulah sebabnya Setan selalu berusaha menarik perhatian menjauh dari Juruselamat dan mencegah hubungan jiwa dengan Kristus. Kepelesiran dunia ini, keluh kesah kehidupan, kebimbangan dan duka, kesalahan-kesalahan orang lain atau kesalahan-kesalahanmu sendiri serta ketidaksempurnaanmu--kepada salah satu atau semua ini Setan akan berusaha menarik perhatianmu. Janganlah disesatkan tipu dayanya. Banyak orang yang sungguh-sungguh tulus, dan ingin hidup bagi Tuhan, dia sering menuntun untuk memikir-mikirkan kesalahan-kesalahan dan kelemahan-kelemahan mereka sendiri, dan dengan demikian oleh menceraikan mereka dari Kristus, Setan berharap memperoleh kemenangan. Janganlah kita menjadikan diri kita sebagai pusat segalanya dan selalu cemas apakah kita akan selamat atau tidak. Semuanya ini akan memalingkan jiwa dari Sumber kekuatan kita itu. Serahkanlah penjagaan jiwamu kepada Tuhan, dan berharaplah di dalam Dia. Berbicara dan berpikirlah mengenai Yesus. Biarlah dirimu lebur di dalam Dia. Buangkanlah segala kebimbangan; enyahkanlah segala khawatirmu. Katakanlah seperti yang dikatakan oleh Rasul Paulus: “namun aku hidup, tetapi bukan lagi aku sendiri yang hidup, melainkan Kristus yang hidup di dalam aku. Dan hidupku yang kuhidupi sekarang di dalam daging, adalah hidup oleh iman dalam anak Tuhan yang telah mengasihi aku” (Galatia 2:20). Tinggallah dalam Tuhan. Dia sanggup menjaga apa yang Anda serahkan kepada-Nya. Jika Anda mau menyerahkan dirimu sendiri ke dalam tangan-Nya, maka Dia akan menjadikan engkau lebih daripada pemenang di dalam Dia yang telah mengasihi engkau.
Ketika Kristus mengenakan keadaan manusia atas diri-Nya, dia mengikat kemanusiaan kepada diri-Nya sendiri melalui satu ikatan kasih yang tidak akan pernah dapat diputuskan oleh  kuasa apa pun kecuali pilihan manusia itu sendiri. Setan selalu menimbulkan pikiran-pikiran yang akan membujuk kita memutuskan ikatan ini supaya memilih memisahkan diri kita dari Kristus. Di sinilah kita perlu waspada, berusaha dan berdoa, supaya jangan ada sesuatu yang dapat membujuk kita memilih tuan yang lain; karena kita senantiasa bebas melakukannya. Tetapi marilah kita menetapkan pandangan kita kepada Kristus dan Dia akan memelihara kita. Dengan memandang kepada Kristus kita selamat. Tidak ada sesuatu yang dapat merampas kita dari tangan-Nya. Dengan senantiasa memandang Dia, kita “diubah menjadi serupa dengan gambar-Nya, dalam kemuliaan yang semakin besar”( 2 Korntus 3:18).
Demikianlah murid-murid Yesus yang mula-mula itu mendapat wajah seperti Kristus yang dikasihi. Manakala murid-murid itu mendengar kata-kata Yesus, mereka merasakan kebutuhan mereka akan Dia. Mereka berusaha mencari, dan mendapat, lalu mereka mengikuti Dia. Mereka bersama-sama dengan Dia sebagai murid dengan seorang guru, setiap hari menerima pelajaran-pelajaran kebenaran yang suci daripada-Nya. Mereka menatap pada-Nya, sebagai hamba kepada tuannya, mempelajari tanggung jawab mereka. Murid-murid itu pun adalah manusia yang “biasa seperti kita.” (Yakobus 5:17). Mereka memerlukan anugerah yang serupa supaya dapat menghidupkan satu kehidupan yang suci.
Bahkan Yohanes sendiri pun, murid yang disayangi itu, salah satu yang paling banyak persamaannya dengan Juruselamat, bukanlah secara alam memperoleh keindahan tabiat itu. Dia bukan saja membesarkan diri serta menginginkan kehormatan, tetapi juga seorang yang mudah tersinggung dan gampang marah walau oleh kesalahan yang terkecil sekalipun. Tetapi karena tabiat Kristus dinyatakan padanya, maka dia melihat kekurangannya, dan pengetahuannya lalu merendahkan dirinya.  Kekuatan dan kesabaran, kuasa dan kelemahlembutan, keagungan dan kelembutan, yang tampak di alam kehidupan Anak Tuhan sehari-hari, telah mengisi jiwanya dengan pujaan dan kasih. Sehari demi sehari hatinya ditarik kepada Kristus, sampai akhirnya pandangannya terhadap dirinya luluh karena kasih-Nya kepada Tuhannya. Tabiatnya yang cepat naik darah, keinginan akan kemuliaan diri sendiri, telah diserahkan kepada kuasa pembentukan yang datang dari Kristus. Pengaruh Roh Kudus telah membarui hatinya. Kuasa kasih Kristus mengadakan perubahan tabiatnya. Inilah hasil yang pasti di dalam persatuan dengan Kristus. Jika Kristus tinggal di dalam hati, maka semua tabiat akan diubahkan. Roh Kristus, kasih-Nya, melembutkan pikiran-pikiran dan keinginan terhadap Tuhan dan surga.
Ketika Kristus naik ke surga, hadirat-Nya masih terasa juga di antara pengikut-pengikut-Nya, yakni hadirat pribadi, yang penuh kasih dan terang. Yesus Juruselamat, yang telah berjalan dan berbicara serta berdoa bersama mereka, yang telah mengucapkan kata penghiburan dan pengharapan ke dalam hati mereka, ketika kabar damai masih diucapkan bibir-Nya, Dia terangkat ke surga, sementara malaikat-malaikat menyambut Dia, suara-Nya kedengaran kembali kepada mereka--“Dan ketahuilah, Aku menyertai kamu senantiasa sampai kepada akhir zaman” (Matius 28:20). Dia telah naik ke surga dalam keadaan manusia. Mereka tahu bahwa Dia telah berada di hadapan hadirat Tuhan menghadapkan tebusan darah-Nya sendiri yang amat berharga itu, memperlihatkan luka di tangan dan kaki-Nya, sebagai kenangan nilai tebusan yang telah ditunaikan-Nya untuk umat tebusan-Nya. Mereka tahu bahwa Dia telah naik ke surga untuk menjadikan tempat kediaman bagi mereka, dan Dia akan datang kembali lalu menjemput mereka bagi diri-Nya sendiri.
Pada waktu mereka berkumpul bersama-sama setelah kenaikan itu, mereka ingin mempersembahkan permohonan-permohonan mereka kepada Tuhan Bapa di dalam Nama Yesus. Di dalam getaran yang kudus mereka tunduk dalam doa, mengulangi jaminan yang telah diberikan itu, “Sesungguhnya segala sesuatu yang kamu minta kepada Bapa, akan diberikan-Nya kepadamu dalam nama-Ku. Sampai sekarang kamu belum meminta sesuatupun dalam nama-Ku. Mintalah maka kamu akan menerima, supaya penuhlah sukacitamu” (Yohanes 16:23,24). Semakin lama semakin tinggi mereka mengangkat tangan iman dengan alasan yang kuat, “Kristus Yesus, yang telah mati? Bahkan lebih lagi: yang telah bangkit, yang duduk di sebelah kanan Tuhan, yang malah menjadi Pembela bagi kita?”(Roma 8:34). Dan hari Pentakosta telah membawa hadirat Penghibur itu ke hadapan mereka, dari hal mana Kristus telah mengatakan, Dia “akan diam di dalam kamu.” Dan Dia kemudian berkata: “Adalah lebih berguna bagi kamu, jika Aku pergi. Sebab jikalau Aku tidak pergi, Penghibur itu tidak akan datang kepadamu, tetapi jikalau Aku pergi, Aku akan mengutus Dia kepadamu” (Yohanes 14:17; 16:7). Mulai saat itulah melalui Roh,  Kristus harus tinggal senantiasa di dalam masing-masing hati anak-anak-Nya. Persatuan mereka dengan Dia adalah lebih erat daripada ketika Dia secara jasmani bersama-sama mereka. Terang dan kasih serta kuasa Kristus yang berdiam di dalam mereka bersinar melalui mereka, sehingga semua orang yang melihatnya, “heranlah mereka; dan mereka mengenal keduanya sebagai pengikut Yesus” (Kisah 4:13).
Sebagaimana dulu Kristus kepada murid-murid-Nya, demikian juga diinginkan-Nya terjadi kepada anak-anak-Nya pada zaman sekarang ini; karena pada doa yang terakhir bersama murid-murid-Nya yang sedikit berkumpul mengelilingi Dia, Dia berkata: “Dan bukan untuk mereka ini saja Aku berdoa, tetapi juga untuk orang-orang yang percaya kepada-Ku oleh pemberitaan mereka” (Yohanes 17:20).
Yesus berdoa bagi kita, dan memohon supaya kita bersatu dengan Dia, sebagaimana Dia satu dengan Bapa itu. Betapa ini satu persekutuan! Juruselamat telah pernah mengatakan dari hal Diri-Nya sendiri seperti berikut: “Anak tidak dapat mengerjakan sesuatu dari diri-Nya sendiri,” Bapa, yang diam di dalam Aku , Dialah yang melakukan pekerjaan-Nya” (Yohanes 5:19, 14;10). Maka jika Kristus tinggal di dalam hati kita, Dia akan bekerja di dalam kita “baik kemauan maupun pekerjaan menurut kerelaan-Nya” (Filipi 2:13). Kita akan bekerja sama seperti Dia bekerja; kita akan menyatakan roh yang sama pula. Oleh karena itu, mengasihi Dia serta tinggal di dalam-Nya, kita akan “bertumbuh di dalam segala hal ke arah Dia, Kristus yang adalah kepala” (Efesus 4:15).

2.             Berakar dan berdasar di dalam Kasih Kristus  ( PERTUMBUHAN )


Setiap manusia yang percaya kepada Tuhan tidak bisa terlepas dari proses menuju kedewasaaan dalam iman. Ketika seseorang mengaku/menerima Yesus Kristus sebagai Juruselamat  maka mulai saat itu ia harus menjalani proses pembentukan sebagai murid Tuhan. “Hendaklah kamu berakar di dalam Dia dan dibangun di atas Dia, hendaklah kamu bertambah teguh dalam iman yang telah diajarkan kepadamu, dan hendaklahhatimu melimpah dengan syukur.                                    Mengungkapkan 4 hal yang harus ada dalam kehidupan setiap orang yang telah menerima Kristus.
  1. “Berakar didalam Dia ..” ketika kita berbicara mengenai akar kita pasti mengingat tanaman/tumbuhan, akar merupakan bagian dari tumbuhan yang memungkinkan dia untuk dapat bertahan hidup, suatu tanaman tidak akan dapat hidup tanpa akar karena melalui akarlah tanaman memperoleh zat-zat dan mineral dari tempat dia tumbuh/berakar yang dia butuhkan untuk bertumbuh (hidup), ini juga berarti tanaman dapat bertumbuh  dengan baik jika ia tumbuh pada media yang baik jika tanaman tersebut tumbuh pada media yang jelek (kurang zat mineral) maka tanaman tersebut akan mati demikian halnya dengan orang percaya jika ingin bertumbuh/hidup dengan kualitas yang baik maka manusia harus berakar di dalam Kristus, karena hanya Kristuslah sumber kehidupan kita jadi jika orang percaya tidak berakar di dalam Kristus maka ia tidak akan dapat bertumbuh dan akhirnya mati, ingat perumpamaan mengenai “petani yang menabur” (Matius 13) yang tidak berakar pada akhirnya akan mati.
  2. “dibangun di atas Dia” berbicara membangun itu berarti kita tidak bisa lepas dari pondasi, sebuah bangunan tidak akan dapat berdiri tanpa pondasi, kekokohan bangunan bergantung pada pondasi, karena dari itu sangat perlu diperhatikan lokasi bangunan dan pondasinya. Matius (7:24-27) “Setiap orang yang mendengar perkataan-Ku ini dan melakukannya, ia sama dengan orang yang bijaksana, yang mendirikan rumahnya di atas batu.Kemudian turunlah hujan dan datanglah banjir, lalu angin melanda rumah itu, tetapi rumah itu tidak rubuh sebab didirikan di atas batu.Tetapi setiap orang yang mendengar perkataan-Ku ini dan tidak melakukannya, ia sama dengan orang yang bodoh, yang mendirikan rumahnya di atas pasir. Kemudian turunlah hujan dan datanglah banjir, lalu angin melanda rumah itu, sehingga rubuhlah rumah itu dan hebatlah kerusakannya.” Pada bagian ini terlihat bagaimana orang yang mendengarkan perkataan Tuhan dan melakukannya dibandingkan dengan dengan orang yang tidak mau melakukan firman Tuhan, dikatakan pelaku firman Tuhan ibarat membangun rumah diatas batu dan tidak melakukan firman Tuhan ibarat membangun rumah di atas pasir, disini jelas perbandingan kondisi pondasi menentukan kualitas karena itu seharusnya setiap orang percaya mau dibangun diatas Kristus dengan menjadi pelaku-pelaku firman Tuhan.
  3. “bertambah teguh dalam iman yang telah diajarkan kepadamu” selanjutnya paulus katakan setiap orang percaya yang menerima  Kristus ketika ia berakar dan dibangun di atas Kristus hendaknya imannya bertambah teguh melalui proses pembentukan yang Tuhan lakukan dalam hidupnya, karena dengan akar yang kuat di dalam Kristus dan dengan menjadikan Kristus dasar kehidupan kita maka iman kita akan semakin teguh.
  4. “hatimu melimpah dengan syukur” akhirnya ketika kita sungguh-sungguh telah mengalami pertumbuhan dan pembangunan di dalam Kristus yang akhirnya memberi kita hidup yang sesungguhnya dan yang membuat hidup kita lebih hidup membangkitkan serta mendorong ungkapan syukur muncul dari hati kita. Ungkapan syukur inilah yang memotivasi setiap  orang percaya untuk sungguh-sungguh mau memuliakan Tuhan di dalam segenap kehidupannya dan memberikan hidupnya sebagai persembahan yang berkenan kepada Tuhan
Apakah hal yang paling penting di dunia bagi setiap orang Kristen? Hal yang paling penting bagi orang Kristen selama berada di dalam dunia ialah  bertumbuh dalam pengenalan akan Allah.
Pengenalan akan Allah adalah pusat dari keselamatan kita dan dari semua pengalaman kerohanian kita yang benar. Kita diciptakan untuk mengenal Allah. Dalam Alkitab, pengenalan akan Allah hampir setara dengan keselamatan itu sendiri. Yesus sendiri berkata bahwa hidup yang kekal atau keselamatan berarti pengenalan akan Allah, “Inilah hidup yang kekal itu, yaitu bahwa mereka mengenal Engkau, satu-satunya Allah yang benar, dan mengenal Yesus Kristus yang telah Engkau utus” (Yoh. 17:3). Menjadi seorang Kristen bukanlah pengalaman yang tanpa otak, tetapi mencakup pula hikmat dan pengertian. Menjadi seorang Kristen berarti sebuah hubungan yang begitu dekat dan intim dengan Allah Pencipta Langit dan Bumi.
Yang melatar belakangi perkataan Yesus di atas ialah janji yang sudah diberikan oleh Allah beberapa abad sebelumnya. Hal ini dapat kita lihat dari Yeremia 24:7 yang berbunyi, “Aku akan memberi mereka suatu hati untuk mengenal Aku, yaitu bahwa Akulah TUHAN.” Dan penggenapan dari apa yang sebenarnya dimaksudkan oleh janji itu dapat kita lihat pada bagian selanjutnya dari kitab Yeremia, “Tidak usah lagi orang mengajar sesamanya atau mengajar saudara-saudaranya dengan mengatakan: Kenallah TUHAN! Sebab mereka semua besar kecil, akan mengenal Aku” (Yer. 31:34). Nabi Yesaya juga berkata kepada kita bahwa pengenalan akan Allah akan menandai pemerintahan Sang Penebus yang dijanjikan, Yesus Kristus. “Sebab seluruh bumi penuh dengan pengenalan akan TUHAN, seperti air laut yang menutupi dasarnya” (Yes. 11:9). Alangkah indahnya! Ini semua meringkaskan apa yang Alkitab mau katakan mengenai maksud kedatangan Yesus: Memungkinkan kita untuk mengenal Allah.
Pengenalan akan Allah merupakan pusat bagi semua pengertian yang benar dalam hidup Kekristenan kita. Seseorang mungkin dapat menjadi Kristen dan tetap tidak mengerti akan banyak hal di dunia ini. Tetapi adalah mustahil bagi seseorang untuk menjadi Kristen tanpa mengetahui apa-apa tentang Allah. Pada puncaknya, Amsal 9:10 mengatakan, “Mengenal Yang Mahakudus adalah pengertian.” Meski hari ini kita telah berhasil membuat terobosan ilmu pengetahuan, akan tetapi pengalaman kita akan Allah mungkin begitu sedikit hari ini. Itulah sebabnya masa kita ini begitu diwarnai oleh kelangkaan pengertian, apresiasi, dan pengertian yang sangat sempit akan waktu.
Alkitab berulang kali mengajarkan bahwa pengenalan akan Allah merupakan pencegahan yang ampuh terhadap dosa. Yesaya membagikan hal ini ketika ia meratapi bangsa Israel dan pemberontakannya. Ia mengatakan, “Lembu mengenal pemiliknya, tetapi Israel tidak; keledai mengenal palungan yang disediakan tuannya, tetapi umat-Ku tidak memahaminya” (Yes. 1:3). Akar penyebab dari kemerosotan rohaniah mereka ialah kurangnya pengenalan akan Allah.
Ketika seseorang mengenal Allah dan bertumbuh dalam hubungan yang akrab dengan-Nya, maka hidupnya akan ditandai dengan integritas dan ia akan dapat dipercaya. Apa yang ada di bibirnya akan sama dengan apa yang ada di hatinya. Singkatnya, hidupnya akan kudus. Tetapi zaman ini terlalu takut terhadap kekudusan. Bahkan gereja pun mulai takut terhadap kekudusan. Dan hal yang sama juga terjadi dalam kehidupan kita. Mengapa? Karena “kadar” pengenalan kita akan-Nya begitu kurang dari yang semestinya. Bila kita sungguh mengenal Dia, maka itu akan secara otomatis tercermin dalam kehidupan kita.
Pengenalan akan Allah penting pula bagi pertumbuhan kita. Di bagian pembukaan suratnya yang kedua, Rasul Petrus membicarakan hal yang sangat menentukan ini. Dia mendesak rekan-rekannya supaya bertumbuh secara rohani dan berharap agar mereka dilimpahi kasih karunia dan damai sejahtera “melalui pengenalan akan Allah.” Dia berkata kepada mereka bahwa kuasa Allah telah menganugerahkan kepada kita segala sesuatu yang kita perlukan untuk menjalani hidup ini sebagai orang Kristen, yaitu melalui pengenalan kita akan Dia, yang telah memanggil kita oleh kuasa-Nya yang mulia dan ajaib (2Ptr. 1:2-3). Rasul Paulus juga mengemukakan hal yang sama ketika ia menulis surat kepada jemaat Kolose. Bertumbuh, mempunyai kaitan khusus dengan “bertumbuh dalam pengetahuan yang benar tentang Allah” (Kol. 1:10).
Kesalahan kita ialah kita sering menetapkan aturan main sendiri tentang bagaimana seharusnya kehidupan Kristen itu. Betapa beraninya kita! Padahal Allah sudah berkata bahwa jika kita mau bertumbuh sebagai orang Kristen, maka pertama-tama kita harus bertumbuh dalam pengenalan akan Allah.
Pengenalan akan Allah merupakan hak istimewa kita yang terbesar. Coba dengarkan lagi apa yang Yeremia katakan, “Beginilah firman TUHAN: ‘Janganlah orang bijaksana bermegah karena kebijaksanaannya, janganlah orang kuat bermegah karena kekuatannya, janganlah orang kaya bermegah karena kekayaannya, tetapi siapa yang mau bermegah, baiklah bermegah karena yang berikut: bahwa ia memahami dan mengenal Aku, bahwa Akulah TUHAN yang menunjukkan kasih setia, keadilan dan kebenaran di bumi; sungguh, semuanya itu Kusukai, demikianlah firman TUHAN’” (Yer. 9:23-24). Pernyataan ini keluar dari orang yang sama yang sebelumnya berkata, “Sekiranya kepalaku penuh air, dan mataku jadi pancuran air mata …” (Yer. 9:1). Yeremia bukanlah teolog atau penulis menara gading! Di sini kita melihat seorang yang begitu berduka oleh karena pemberontakan bangsanya, yang melihat segala sesuatu melalui mata seorang yang terasing dari segala macam pergaulan, kecuali dalam pergaulan dengan Allah. Ia tidak berhenti di permukaan, tetapi terus menuju pada pokok permasalahannya. Tak ada gunanya kita memiliki segala bijaksana dunia, atau keperkasaan seorang pria, atau kekayaan, atau ketenaran atau apa pun juga, jika semua itu tidak disertai dengan pengenalan akan Allah. Dengan tegas Yeremia menurunkan segala hal yang oleh kebanyakan kita “diimpikan siang-malam” itu, pada posisi yang seharusnya (pada tempat yang benar-benar bawah). Hidup hanya benar-benar layak untuk dibanggakan jika pusatnya adalah pengenalan akan Allah, yang mengontrol segenap aspirasi kita. Inilah hal yang layak untuk dimegahkan.
Apakah yang Anda dan saya bangga-banggakan? Apakah yang selalu menjadi topik pembicaraan kita dan yang memenuhi hati dan pikiran. Pernahkah kita sadar bahwa pengenalan akan Allah merupakan harta terpendam yang paling berharga dan merupakan hak istimewa terbesar yang bisa kita miliki? Jika belum, maka kita begitu picik dalam hal rohani. Kita telah menjual hak asasi kita sebagai orang Kristen demi “semangkuk sup kacang merah,” dan pengalaman sejati yang seharusnya kita nikmati sebagai orang Kristen akan menjadi begitu dangkal, “aneh-aneh” dan keluar dari “rel” yang telah ditetapkan bagi kita.
Malangnya, banyak aspek dari kehidupan Kristen kita benar-benar sudah terjangkit “rabun” rohani yang kronis. Hal ini tempak jelas dalam kehidupan kita sehari-hari, dalam hubungan kita dengan sesama, dalam begitu minimnya dampak yang dapat kita berikan pada dunia, dan mungkin yang paling nyata; dalam penyembahan kita. Inilah yang Yeremia lihat pada masa itu! Tidak heran ia begitu deras mencucurkan air mata, tidak heran ia harus bertarung melawan depresi, karena ia begitu terbeban dengan bangsanya. Ia tidak pernah mampu mengecam mereka tanpa ia sendiri menjadi begitu “hancur hati.”
Seberapa sensitifnya Anda terhadap hal ini? Mengenal Allah adalah satu-satunya hak istimewa Anda sebagai orang Kristen dan yang akan menuntun Anda ke hal-hal penting lainnya. Akan tetapi, apakah hal pengenalan akan Allah sudah mengambil tempat utama di dalam hati dan pikiran Anda?
Di saat kita melihat kembali apa yang tertulis oleh Yeremia, maka kita sulit memungkiri bahwa kita sudah menjadi korban dari kelicikan zaman di mana kita hidup sekarang ini. Selama beberapa tahun Gereja sudah dipenuhi dengan berbagai “topik hangat” dan terlibat di dalam kebutuhan-kebutuhan mendesak lain yang seharusnya tidak boleh ditempatkan sebagai prioritas utama. Berbagai konferensi dan seminar yang diadakan serta buku-buku yang ditulis berkenaan dengan “kebutuhan vital” itu, telah mengambil tempat utama dan mengatur agenda gereja dan orang Kristen. Dan yang dilalaikan justru ialah perhatian terhadap Allah sendiri. Dan di saat-saat langka bilamana kelalaian itu tidak terjadi, kita menyikapinya seolah-olah sesuatu yang tidak pada tempatnya sedang terjadi. Akibatnya, kita mendefinisikan ulang arti kehidupan Kristen dan hidup yang kekal seturut dengan “isu-isu yang ada.” Kita tidak lagi mendengar seruan Tuhan Yesus ketika Ia berkata bahwa kehidupan Kristen dan hidup yang kekal berarti pengenalan akan Allah.
Apakah yang terkandung di dalam “Pengenalan akan Allah”? Ungkapan ini muncul di dalam surat Rasul Paulus kepada jemaat Kolose. Isi dari doa Paulus ini memberikan kepada kita dasar tentang bagaimana bertumbuh dalam pengenalan akan Allah.
Sebab itu sejak waktu kami mendengarnya, kami tiada berhenti-henti berdoa untuk kamu. Kami meminta, supaya kamu menerima segala hikmat dan pengertian yang benar, untuk mengetahui kehendak Tuhan dengan sempurna, sehingga hidupmu layak di hadapan-Nya serta berkenan kepada-Nya dalam segala hal, dan kamu memberi buah dalam segala pekerjaan yang baik dan bertumbuh dalam pengetahuan yang benar tentang Allah, dan dikuatkan dengan segala kekuatan oleh kuasa kemuliaan-Nya untuk menanggung segala sesuatu dengan tekun dan sabar.
            Berumbuh dalam Kristus, juga memiliki arti tinggal di dalam kristus, tingal di dalam Firman Kristus dan berserah dalam Kristus.
Tinggal dalam Kristus
Seperti rumah yang ditempati seseorang untuk berlindung dan untuk menyimpan segala harta benda duniawi demikianlah pula seseorang yang tinggal dalam Kristus, ia menjadikan Kristus sebagai rumah yang melindungi dan juga tempat untuk menyimpan harta benda Surgawi. Sekalipun seorang pengemis pastinya memiliki tempat tinggal walaupun itu dari satu kalong jembatan ke kolong jembatan yang lain namun itulah tempat tinggalnya, demikian juga dengan kehidupan rohani seseorang pasti ada tempat tinggal; tinggal di dalam Kristus atau tinggal di dalam Setan.
Untuk menjadikan Kristus sebagai rumah atau wadah, maka harus melalui lahir baru atau melalui bertobat, orang yang bertobat seperti orang yang baru menerima kunci rumah namun belum memiliki apapun dalam rumah, karena lahir baru adalah awal seseorang melihat dan mengenal Kristus (Yohanes 3: 5, 7). Orang yang sungguh-sungguh lahir baru atau orang bertobat pasti sangat merindukan tinggal dalam Kristus, seperti yang di sampaikan Daud dalam Mazmur 23, “Tuhan adalah gembalaku, takkan kekurangan aku.” Jemaat lokal adalah tempat dimana saudara dapat tinggal dalam Kristus, karena jemaat lokal adalah tubuh Yesus Kristus (Efesus 1: 23). Orang yang sudah benar-benar lahir baru atau bertobat pasti sangat rindu untuk dibaptis dan bersekutu dalam jemaat lokal (Kisah Para Rasul 8: 36-38), kebanyakkan orang kristen belum dibaptis menjadi anggota jemaat lokal, karena baptisan yang mereka terima sebenarnya banyak didasarkan atas pengertian yang salah dari kerajaan Allah, kerajaan Sorga, dan keluarga Allah.
Kerajaan Allah adalah kerajaan rohani yang hanya dapat dilihat oleh mereka yang telah lahir baru, kerajaan ini eksis secara rohani pada diri seseorang, ketika orang lahir baru ia terhitung sebagai salah satu warga kerajaan Allah. Alkitab menuliskan bahwa, tidak ada seorangpun yang lahir baru karena di baptis, orang yang lahir baru adalah orang yang menerima Injil dalam hati dan hidupnya (Yohanes 3: 5, Efesus 1: 13), banyak orang kristen dibaptis oleh konsep yang salah ini, sehingga baptisan yang mereka terima sebenar bukanlah baptisan, oleh sebab itu mereka harus dibaptis lagi dengan konsep yang benar (Kisah Para Rasul 19: 1-7).
Kerajaan Sorga adalah kerajaan yang berlokasi di Sorga, sedangkan keluarga Allah adalah jemaat lokal (1 Timotius 3: 15). Orang yang sudah lahir baru pasti sangat merindukan untuk menjadi anggota keluarga Allah yakni menjadi anggota jemaat lokal, dan untuk menjadi anggota keluarga Allah atau jemaat lokal seseorang harus membuat pengakuan iman keselamatan dan menyerahkan diri untuk dibaptis sebagai bukti pertobatan dan ketaatan pada Tuhan Yesus Kristus (1 Korintus 12: 12-13).
Kalau ada orang kristen lahir baru, namun tidak mengabungkan diri ke dalam gereja lokal, maka sesungguhnya ia bukan anggota gereja universal melainkan warga kerajaan Allah. Gereja universal sebenarnya kerajaan Allah yang disalahartikan. Apabila seseorang tidak mengabungkan diri ke dalam sebuah jemaat lokal, maka orang tersebut bukan anggota gereja lokal, karena tidak menjadi anggota salah satu gereja lokal. Otomatis ia juga bukan anggota tubuh Tuhan Yesus, karena jemaat lokal adalah tubuh Tuhan Yesus (Efesus 1: 23), dan orang yang demikian pasti tidak akan bertumbuh dalam Kristus karena tidak tinggal dalam Kristus, karena untuk tinggal dalam Kristus seseorang harus menjadi anggota tubuh Kristus atau menjadi anggota jemaat lokal.
Tinggallah di dalam Aku dan Aku di dalam kamu. Sama seperti ranting tidak dapat berbuah dari dirinya sendiri, kalau ia tidak tinggal pada pokok anggur, demikian kamu juga tidak berbuah, jika kamu tidak tinggal di dalam Aku.                   ( Yohanes 15: 4)
Untuk menjadi orang kristen yang bertumbuh dalam Kristus maka kita harus tinggal dalam Tuhan Yesus Kristus atau kita harus menjadi anggota jemaat lokal karena jemaat lokal adalah tubuh Tuhan Yesus Kristus, hanya dengan bergabung ke dalam tubuh Kristus kita dapat berlindung dan bertumbuh menjadi orang Kristen yang sehat.
Tinggal Dalam Firman Kristus
Seringkali kita mendengar orang berkata, saya sudah lahir baru dan sudah menjadi anggota jemaat lokal, namun perkataan, tingkahlaku, dan pergaulannya tidak mencermin seseorang yang lahir baru. Orang yang sungguh-sungguh menghayati kelahir-baruannya pasti berhati-nati dalam berkata, mengawasi tingkahlakunya dan menjauhi pergaulan yang buruk seperti nasehat dalam Mazmur 1: 1. Orang yang suka kumpul dengan pencemooh dan dengan orang-orang yang gemar berbuat dosa, lambun-laun orang yang demikian akan menjadi pencemooh juga dan pasti mengikuti jalan kefasikan orang berdosa. Alkitab tidak melarang kita untuk bergaul namun Alkitab memperingatkan kita supaya pergaulan kita membawa berkat rohani pada sesama. Tujuan orang lahir baru bergaul adalah menyelamatkan sesama, mengubah gaya hidup orang-orang berdosa, menegor dan menasehati kesalahan sesama bukan sebaliknya mengikuti pola hidup orang berdosa.
Orang lahir baru dan anggota jemaat lokal yang pola hidupnya sama dengan orang duniawi, kemungkinan besar orang yang demikian hanya memenuhi kewajiban sebagai orang kristen tanpa ada kerinduan untuk belajar dan bertekun dalam pengajaran firman Tuhan. Saya sudah bisa menebak bahwa orang yang demikian jarang berdoa, jarang baca Alkitab dan sudah pasti jarang memikirkan perkara rohani dalam hidupnya, hidupnya hanya dipenuhi dengan persoalan duniawi dan sedikitpun tidak mempertimbangankan perkara-perkara rohani, dan orang yang demikian tidak akan nyaman berkumpul dengan jemaat lokal, dan sudah pasti tidak akan mengalami pertumbuhan dalam Kristus.
Orang kristen lahir baru dan anggota jemaat lokal yang sehat rohani memiliki rasa kasih yang sangat besar pada Tuhan, rasa kasih yang besar akan mendorongnya untuk selalu ingin mengetahui apa yang Tuhan inginkan dalam hidupnya. Dan karena semangatnya untuk mengetahui kehendak Tuhan dalam hidupnya maka ia tidak akan jemu-jemu mempelajari dan merenungkan firman Tuhan (Mazmur 1: 1-3), dan hasilnya orang yang demikian akan mengalami pertumbuhan rohani yang sehat dalam Kristus.
Kunci untuk bertumbuh dalam Kristus adalah mempelajari firman Tuhan, memperkatakan firman Tuhan dan melakukan firman Tuhan dalam hidup sehari-hari. Bila sebuah jemaat lokal berisikan anggota-anggota yang sehat dalam iman, maka jemaat yang demikian pasti jauh dari persoalan-persoalan duniawi karena setiap orang akan berusaha untuk mengetahui apa yang Tuhan kehendaki dalam hidupnya. Tidak lagi datang ke gereja untukmemamerkan kekayaan, memamerkan kekuasaan, atau mamerkan gaya hidup yang materialistik, tidak memamerkan keegoisan, tidak mencari kekuarangan orang lain sebagai bahan pelecehan atau menganggu kenyaman orang yang sedang berjemaat, contohnya; kalau datang ke gereja bawa makanan dan makan dalam gereja, berbicara dengan orang lain ketika ada yang berkotbah atau lalu lalang tidak jelas pada saat berjemaat, jemaat yang demikian tidak tahu sopan-santun dan sudah pasti gaya hidup sehari-harinya lebih buruk, karena bila dengan pekerjaan Tuhan saja ia anggap remeh apalagi dalam perkara duniawi.
Anggota jemaat yang sehat iman datang berjemaat dengan tujuan memperhatikan sesama supaya saling mendorong dalam kasih dan dalam pekerjaan yang baik (Ibrani 10: 24), bukan memperhatikan untuk melecehkan atau mencemooh. Agar bisa mendorong sesama dalam kasih dan dalam pekerjaan yang baik, maka kita perlu mendengarkan arahan dengan cermat atau memperhatikan setiap pengajaran dalam jemaat. Tuhan tidak senang bila seseorang melakukan tanpa mendengar arahanNya dengan benar, contoh dalam Alkitab seperti Maria dan Marta; Marta sibuk sekali melayani, namun Maria duduk mendengar perkataan Tuhan Yesus, Marta komplain pada Tuhan karena Maria tidak membantunya namun Tuhan Yesus menjelaskan bahwa Maria telah melakukan hal yang benar (Lukas 10: 38-42). Maria mendengarkan pengajaran dengan cermat supaya ia dapat bertindak dengan cara yang benar, iman seseorang timbul karena pendengaran (Roma 10: 17) dari pendengaran akan menghasilkan tindakan yang benar. Tidak dibenarkan juga seseorang hanya mendengar tanpa melakukan apa yang didengar, orang yang demikian adalah orang yang imannya mati (Yakobus 2: 17).
Jikalau kamu tinggal di dalam Aku dan firman-Ku tinggal di dalam kamu, mintalah apa saja yang kamu kehendaki, dan kamu akan menerimanya .                      ( Yohanes 15:8 )
Kalau seseorang ingin bertumbuh dalam Kristus maka ia harus mendengar, memperkatakan dan melakukan firman Tuhan dengan sepenuh hati, orang yang sungguh-sungguh lahir baru tidak akan tersinggung dan marah bila kesalahannya dinyatakan apalagi melalui kotbah, sebaliknya akan ada rasa syukur karena bisa dikoreksi supaya menjadi orang kristen yang lebih baik.
Berserah Pada Kristus
Kesulitan hidup dan persoalan-persoalan dunia menjadi penyebab seseorang yang tidak dapat bertumbuh dalam Kristus, hal kekuatiran seperti benih yang jatuh di semak duri, sulit bertumbuh karena kekuatiran hidup. Setiap orang yang masih hidup di dunia memiliki persoalan hidup masing-masing, namun bagi orang lahir baru persoalan hidup bukan menjadi kendala untuk bertumbuh dalam Kristus. Orang-orang lahir baru hidup di dunia namun tidak mengejar harta dunia, yang penting bagi orang lahir baru cukup bukan kaya. Kalau toh ada orang lahir baru yang kaya pasti kekayaannya digunakan untuk menambung di Sorga (Matius 6: 19-21), bagaimana cara menambung di Sorga? Ya, dengan cara mendukung pekerjaan memenangkan jiwa dalam jemaat lokal, contoh dalam acara-acara seminar seperti hari rabu lalu tanggal 29 juni 2011 saudara bisa mempergunakan tenaga, waktu dan uang untuk digunakan sebab dengan cara seperti inilah seseorang dapat menambung hartanya di Sorga. Bagi saudara yang belum sempat ambil bagian pada seminar yang lalu, maka masih ada seminar yang akan datang, saudara dapat ambil bagian untuk menambung di Sorga.
Seseorang mustahil dapat berserah pada Kristus apabila tidak tinggal dalam Kristus dan tidak tinggal dalam firman Kristus, bila kita sudah tinggal dalam Kristus dan tinggal dalam firman Kristus maka dengan sendirinya kita menyerahkan seluruh hidup kita pada Kristus, termasuk semua persoalan-persoalan duniawi, ingatlah bahwa pencobaan-pencobaan yang kita alami tidak melebihi kekuatan kita, karena Tuhan tahu pada saat kita dicobai Ia akan memberikan jalan keluar pada kita (1 Korintus 10: 13).
Saudara, orang Kristen lahir baru selalu menyikapi segala persoalan dengan hikmat dan kebijaksanaan bukan dengan kegelisahan dan kegusaran. Bila ada orang yang menegor dan memberitahu kesalahan, orang kristen lahir baru pasti sangat bersyukur bukannya membenci atau balik memarahi, bukti seseorang yang sungguh-sungguh lahir baru ialah orang tersebut tidak mudah tersinggung karena orang tersebut telah berusaha memahami keberadaan sesamanya.
Dalam hal inilah Bapa-Ku dipermuliakan, yaitu jika kamu berbuah banyak dan dengan demikian kamu adalah murid-murid-Ku. Yohanes 15: 8
Oleh sebab itu bila saudara ingin bertumbuh dalam Kristus maka wajib bagi saudara tinggal dalam Kristus dan tinggal dalam firman Kristus, dan apabila dalam sebuah jemaat anggota-anggotanya tinggal dalam Kristus dan memiliki keinginan untuk terus mempelajari, serta melakukan firman Tuhan maka jemaat lokal yang demikian memiliki rata-rata prestansi yang tinggi dari anggota jemaat yang mengasihi Tuhan, dan pasti akan maju dan berkembang.
2 Petrus 3:17-18; Mazmur 92:13 “Tetapi bertumbuhlah dalam kasih karunia dan dalam pengenalan akan Tuhan dan Juruselamat kita, Yesus Kristus. Bagi-Nya kemuliaan, sekarang dan sampai selama-lamanya” (2 Petrus 3:18).
Alkitab berkata, “Orang benar akan bertunas seperti pohon korma, akan tumbuh subur seperti pohon aras di Libanon” (Mzm. 92:13). Perhatikan kata ‘bertunas’ dan ‘bertumbuh’. Dua kata ini menunjukkan bagaimana sebagai orang Kristen kita juga harus bertumbuh. Pohon korma sendiri merupakan simbol dari kemenangan dan kegembiraan. Sebab dalam Yoh. 12:13 Yesus dielu-elukan dengan daun-daun palem (korma). Demikian pula dengan orang-orang kudus yang melambai-lambaikan daun-daun palem sebagai tanda kemenangan (Why. 7:9). Sedangkan pohon aras berbicara mengenai kekuatan. Rumah Allah sendiri (Bait Allah) dibangun dari kayu ini (1 Raj. 5:6-10). Jadi kita harus bertumbuh semakin kuat dan hidup di dalam kemenangan Kristus.
3.              bertumbuh dan berbuah di dalam Kristus 

berbuah didalam kristus menagndung arti dimana kita harus mempraktekan setiap firman Tuhan dalam kehidapan kita sehari-hari.  (Kolose 2:6-7  ) Nas ini berpesan, sebagai orang Kristen kita diminta TUHAN untuk terus bertumbuh dan memberikan buah. Apa maksudnya bertumbuh dalam Kristus? Kita yang sudah menerima Kristus, mesti hidup dalam Kristus, berpusat pada Kristus (ayat 6). Ayat 7 memberikan nasihat untuk terus bertumbuh. Analogi ini dipakai adalah pohon yang hidup. Pohon yang hidup mesti memiliki akar, batang, daun dan buah. Kalau kita mengerti tentang pohon yang hidup maka kita lebih mengerti arti nas tersebut.
Surat Kolose ditulis Rasul Paulus antara tahun 60 dan 61 Masehi, surat ditujukan pada jemaat Kolose waktu itu, tetapi masih relevan untuk kehidupan umat-Nya saat ini. Kota Kolose pernah sejajar dengan kota-kota perdagangan di jirannya, Laodikia dan Hierapolis yang berkembang dengan pesat. Tetapi saat itu Kolose mengalami kemunduran iman oleh pengajaran palsu dari Yahudi, Yunani dan Asia merembes hingga Kolose.
Dengan maksud itu Paulus ingin menghalau pengajaran palsu, tentang legalitas, penyembahan seremoni saja. Penjagaan terhadap ajaran sesat ini berbarengan dengan dorongannya untuk memiliki komitmen bahwa Kristus adalah TUHAN. Orang-orang percaya didorong untuk menanggalkan manusia lama dan mengenakan manusia baru. Itulah yang disebutnya meninggalkan filsafat yang sia-sia. Paulus menekankan perlu adanya supremasi Kristus dalam setiap segi kehidupan umat-Nya, dengan mengambarkan Kristus sebagai kepala gereja-Nya.
Kalau kita mempelajari, dalam nas ini, istilah berakar samadengan persekutuan dengan Tuhan Yesus, disamakan dengan berakar. Persekutuan dengan Tuhan Yesus dimulai ketika kita, sebagai orang berdosa, menyambut Yesus sebagai Tuhan dan Juruselamat kita pribadi. Sebagai orang berdosa kita sudah dipulihkan hubungan dengan Tuhan melalui penyaliban Yesus Kristus. Akar mempunyai beberapa ciri khusus: mencari kebutuhan untuk pohon, menguatkan pohon, pada umumnya akar ke dalam tanah. Makin dalam akar satu pohon, tentu akan makin tidak kelihatan.
Abraham Maslow (1908-1970) mengatakan, hanya sedikit saja orang yang mengetahui diri mereka dan berhasil menjalani kehidupan mereka secara penuh. Menurutnya, manusia secara umum mengejar kebutuhan primer yaitu sandang, pangan dan papan. Itu semuanya sifatnya manusiawi, keinginan manusiawi yang sangat normal.
Sementara itu, Calvin Miller mengatakan, kita harus berfokus pada sebuah keinginan baru yaitu lapar dan haus akan Kristus. Dan keinginan untuk menjadi semakin serupa denganNya. Tanpa memiliki hubungan yang intim dengan TUHAN, maka kita akan cenderung mengisi kekosongan hidup kita dengan hal-hal jasmani saja.
Nyatanya banyak orang Kristen yang hanya puas dengan pengalaman keselamatan, dan berhenti sampai di titik itu. Tidak lagi bertumbuh dan berbuah. Padahal, seseorang dilihat dari buahnya. Seseorang dikenang dari karyanya. Sesungguhnya, Tuhan telah menyediakan sebuah kehidupan yang dipenuhi oleh kasih dan kuasa-Nya. Pesan nas ini adalah, “Pohon yang hidup akan berbuah. Orang Kristen yang sehat rohaninya akan bertumbuh. Orang Kristen yang tidak sehat rohaninya tidak akan bertumbuh.” Tetapi lagi-lagi sering-kali itu hanya sandiwara, hanya retorika belaka, malah yang terjadi kemunafikan saja. Sekarang ini banyak pemimpin Kristen tidak memberikan dampak, tidak memberikan keteladanan, tetapi mereka membalut pekerjaannya dengan “pelayanan.”
Sesungguhnya kita diminta berbuah dan bertumbuh. Bertumbuh dan berbuah adalah dua hal yang berbeda, tetapi kait-mengkait. Tak mungkin ada buah kalau tidak ada pertumbuhan. Pertumbuhan itu adalah proses untuk berbuah. Karenanya, mari memberikan dampak dan berbuah untuk kemuliaan bagi TUHAN saja.
"Bertumbuh Dan Menjadi Dewasa Dalam Iman Kepada Tuhan Yesus Kristus"
Ibrani 5:13-14. “ Sebab barangsiapa masih memerlukan susu ia tidak memahami ajaran tentang kebenaran, sebab ia adalah anak kecil. Tetapi makanan keras adalah untuk orang-orang dewasa, yang karena mempunyai pancaindera yang terlatih untuk membedakan yang baik daripada yang jahat. “
Selayaknya manusia, pastinya kita mengalami yang namanya kelahiran, pertumbuhan, dan kematian. Setelah lahir didunia, pada umumnya manusia akan mengalami masa pertumbuhan mulai dari bayi, balita, kanak-kanak, remaja, dan sampai kepada orang tua(lanjut usia). Terlebih dahulu kita akan diberikan makanan yang lembut agar tidak melukai pencernaan karena masih sangat kecil dan organ-organ tubuh pun masih sangat rentan. Setelah melewati masa bayi, balita, dan kanak-kanak; kita akan di perkenalkan dengan makanan yang lebih keras, karena memang sudah waktunya kita saat remaja memulai makan dengan makanan yang mulai keras, dikarenakan kebutuhan gizi kita semakin banyak dan besar. Semakin bertambah usia kita, semakin banyak pula kegiatan yang kita lakukan, maka kebutuhan gizi kita pun semakin besar untuk menunjang dan menjaga kondisi tubuh agar tetap sehat. Bukan hanya kebutuhan makanan saja, tetapi kebutuhan lain-lain pun semakin banyak. Untuk memperoleh dan menunjang semuanya itu pun harus di usahakan dengan keras dan disiplin.
kehidupan kekristenan saat ini, tepatnya diakhir zaman ini sangatlah mengharukan. Manusia di akhir zaman ini mulai bahkan sudah terbuai dengan keadaan dunia, yang membuat manusia merasa bahwa dunia mampu memberikan kesenangan yang mereka inginkan dan membuat mereka enjoy. Terlebih umat Tuhan yang telah mengenal FIRMAN, banyak dari mereka yang jatuh di lubang dosa karena mereka hanya sebatas mengenal FIRMAN TUHAN saja, tetapi mereka tidak memahami dan mengerti isi dari FIRMAN tersebut.
Zaman kini, banyak umat TUHAN bahkan hamba-hamba TUHAN yang terlalu lama “di-Ninabobo-kan” dengan keadaan sekarang ini, sehingga mempengaruhi psikis dan paradigma mereka khususnya dalam mereka mempelajari akan Firman TUHAN.
Dalam Firman TUHAN, dikatakan bahwa Firman TUHAN bagaikan “Pisau Bermata Dua” yang sangat tajam dan keras, dengan tujuan untuk mendidik dan melatih karakter manusia agar terbentuk menjadi karakter yang kuat di dalam TUHAN.
Firman TUHAN juga mengatakan bahwa Firman TUHAN adalah “kabar sukacita” , yang akan membuat umat TUHAN berbahagia dan bersuka dengan kejadian-kejadian yang TUHAN adakan di dunia. Keduanya itu memang benar, namun kita harus bisa memahami dengan benar maksud dan tujuan dari isi Firman tersebut. Untuk masa di akhir zaman ini, kita akan menghadapi bahkan sedang menghadapi masa-masa sukar, di mana telah di ilhamkan dalam isi FIRMAN TUHAN, salah satunya dalam kitab Yudas 1:18-19: “ Sebab mereka telah mengatakan kepada kamu: “ menejelang akhir zaman akan tampil pengejek-pengejek yang akan hidup menurut hawa nafsu kefasikan mereka. Mereka adalah pemecah belah yang dikuasai hanya oleh keinginan-keinginan dunia ini dan yang hidup tanpa Roh Kudus.” Masih banyak isi FIRMAN TUHAN lainnya yang menceritakan tentang bagaimana keadaan dunia di akhir zaman. Makanya kita sebagai umat TUHAN seharusnya waspada dengan kejadian-kejadian yang terjadi disekitar kita sekarang ini. Banyak bukti yang menunjukan bagaimana bumi ini mulai dekat pada kehancuran; gempa yang menelan banyak jiwa, banjir, tsunami, kerusuhan, penyakit yang berasal dari virus yang aneh-aneh, dan masih banyak lagi. Semuanya itu tidak dapat kita pungkiri dan kita tolak.
Saat ini pemahaman dan pelaksanaan FIRMAN TUHAN harus kita lakukan dengan sungguh-sungguh, benar, dan setia. Jangan sampai waktu yang TUHAN berikan kepada ini, kita isi dengan hal-hal yang tidak berguna, apa terlebih berdosa. Jadikan waktu yang TUHAN berikan sebagai kesempatan untuk memperbaiki cara hidup kita yang tidak benar, dan melakukan hal-hal yang berkenan kepada TUHAN. Kita perlu pemahaman yang lebih tegas dan benar tentang kebenaran FIRMAN TUHAN dan bagaimana cara penerapannya.
Jemaat TUHAN sudah terlalu lama berfoya-foya dan tinggal dalam kebodohan. Bahkan hamba TUHAN pun sudah banyak yang terlihat hebat dalam penyampaian FIRMAN, terlihat mengerti tentang FIRMAN, terlihat suci dan benar kehidupannya. Akan tetapi hidupnya penuh dengan kebusukan, licik, munafik (muka nabi fikiran licik). Bayangkan saja kalau didepan jemaat, atau dalam acara-acara KKR, Penampilan berubah, suara berubah, cara berjalan berubah, tapi hati, pikiran dan tindakan hidup, tidak pernah berubah!!!. Belum lagi para jemaat akhir zaman yang tidak  memahami Firman.
Saat ini umat TUHAN perlu disadarkan dan dihajar dengan kebenaran FIRMAN TUHAN, karena zaman sekarang ini umat TUHAN perlu dibentuk agar menjadi lebih dewasa didalam iman percaya kepada YESUS KRISTUS. Umat TUHAN yang dewasa dalam iman adalah jemaat TUHAN yang siap di tegor, siap dibentuk, siap di ubah, bahkan siap setia dalam melayani TUHAN. Makanan jemaat TUHAN yang dewasa pun adalah makanan yang keras dan menantang. Karena tujuannya supaya umat TUHAN bertumbuh dalam kedewasaan iman. Bukan seperti bayi yang masih membutuhkan susu dan makanannya pun serba lembut. Jika itu diberikan kepada jemaat TUHAN setiap waktu, kapan jemaat TUHAN akan dewasa jika makanannya pun tidak menunjang. Kita sudah melewati masa bayi, dan sekarang kita berada pada masa dewasa yang penuh tantangan. Untuk menghadapi tantangan yang semakin besar, di perlukan fisik yang kuat dan pemikiran yang lebih dewasa. Dengan demikian kita dapat melewati
setiap tantangan itu dengan baik. Sama seperti kehidupan iman percaya kita kepada TUHAN. Di masa-masa yang semakin sukar ini, kita memerlukan hal-hal yang menunjang kita dalam menghadapi tantangan, yakni kedewasaan iman percaya kita kepada TUHAN. Sudah saatnya kita membuka rahasia kebenaran FIRMAN